"One day no rice" tidak bisa diterapkan di Madura

[caption id="" align="aligncenter" width="399" caption="Ilustrasi"][/caption]

Masih ada yang ingat dengan kampanye yang dilakukan oleh Menteri Pertanian beberapa bulan lalu dibeberapa media? Yaitu "One Day No Rice" artinya Bapak Menteri mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak memakan nasi dalam satu hari di setiap bulan diarenakan sampai saat ini Indonesia masih tercatat sebagai pengkonsumsi beras terbesar didunia, maka dari itu menteri pertanian menganjurkan masyarakat untuk mengganti makanan pokoknya dengan selain beras, pada saat itu saya berpikir mungkin mudah untuk menerapkan itu diperkotaan yang notabene penduduknya bisa mengkonsumsi makanan pokok yang tidak dibuat dari nasi tapi apakah bisa one day no rice ini diterapkan di pedesaan yang mayoritas penduduknya mengkonsumsi beras dalam kesehariannya. Khususnya Madura (karena saya orang madura .red). Sepertinya tidak mungkin karena ini bertentangan dengan prinsip orang madura. Wah prinsip yang mana nih?, prinsip makannya orang Madura, orang Madura mempunyai prinsip yang unik dalam mereka makan selama mereka belum makan nasi maka itu tidak dinamakan makan misalnya ada orang Madura makan bakso yang sudah jelas-jelas pake lontong itu masih belum dinamakan makan oleh orang Madura, mungkin itu salah satu yang unik dari pulau garam tercinta ini dan masih banyak lagi keunikan yang lain dari orang Madura seperti yang saya kutip dari teman yang melakukan penelitian tentang orang Madura.

Berikut beberapa poin kesimpulan yang kupersingkat:





  1. Mayoritas lelaki Madura itu perokok. Kemana pun, dimana pun, dalam kondisi apapunm baik di dalam bus, angkot, feri, perahu, rumah makan, selalu saya melihat lelaki Madura dengan rokoknya.

  2. Perempuan Madura itu jenis pesolek yang suka pamer perhiasan emasnya. Kalau dia memiliki lima cincin emas, maka kelimanya akan dipajang di kelima jarinya.

  3. Orang Madura bangga dengan gelar hajinya. Itu sebabnya mereka selalu menyisihkan penghasilannya untuk ongkos naik haji. Begitu bangganya akan haji ini membuat orang Madura melakukan pesta besar-besaran menjelang keluarganya berangkat haji dan sepulangnya. Seluruh warga kampung diundang, rumah dihias seindah-indahnya. Biasanya dengan tulisan ‘Menyambut kedatangan haji Sobirun lalalala dari tanah suci.” Jangan heran jika bea pesta penyambutan ini lebih besar dari ongkos naik haji sendiri. Nah, mungkin karena hal inilah, hari lebaran bagi orang Madura adalah lebaran Haji atau Idul Adha. Sebagaimana banyak diketahui, bahwa jika saat Idul Fitri, orang Madura yang mudik tidaklah banyak. Namun jika datang hari menjelang Idul Adha, hampir semua orang Madura pulang kampung dan merayakannya di Madura. Bagi orang Madura, lebaran bukan pada saat Idul Fitri seperti kebanyakan orang Indonesia tetapi pada saat Idul Adha.

  4. Etnis Madura itu sangat menjunjung harga diri. Prinsip ngapotek tolang abongo poteh mata atau lebih baik berputih tulang daripada berputih mata mereka junjung tinggi. Itulah sebabnya jika harga diri mereka terluka, caroklah penyelesainnya.

  5. Orang Madura sangat menghormati orang yang dituakan, diantaranya kiai, guru, dan orangtua. Bahkan apa kata kiai itulah kata mereka. Ingat kasus nipah, ketika petani di Nipah mempertahankan tanah mereka yang diambil paksa pemerintah untuk dibuat waduk? Pada saat itu para petani yang dipimpin KH Alawi mempertahankan tanahnya mati-matian. Banyak petani yang menjadi korban karena ditembaki polisi dan tentara.

  6. Etnis Madura itu suku pengembara dan pantang menyerah menghadapi susahnya kehidupan. Di Malaysia, Singapura, bahkan Australia, pasti akan menemukan orang Madura. Bagi para pengembara ini berlaku motto kumpul ora kumpul sing penting mangan.

  7. Orang Madura umumnya nggak suka sayur. Mereka terbiasa makan daging, baik daging kambing maupun sapi. Makanan khasnya pun terbaca seperti soto madura, sop kaki, sate madura, atau kikil.

  8. Orang Madura di kepulauan (bukan di pulau Maduranya) ternyata sangat ramah dan membantu. Mereka tak akan membiarkan seorang perempuan berjalan sendirian tanpa tempat tujuan. Begitu tahu Anda berjalan seorang diri, segera mereka menawarkan rumahnya untuk tempat menginap. Dijamin tak ditarik bayaran, bahkan mereka juga akan menjamu Anda dengan kopi dan makan gratis.



Demikianlah beberapa poin kesimpulan yang kukutip dari catatan tentang orang Madura tulisan Ary Amhir. Namun, yang paling bikin orang heran dan aku akuin hebat dan bakatnya adalah “darimana mereka bisa membawa barang apapun di atas kepala tanpa jatuh“.

Penulis: nakal_hans | Editor: wahyualam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama