Dem-jeddem, mungkin masih terasa asing bagi pembaca yg berasal dari luar Madura. Dem-jeddem merupakan mainan tradisional Madura yang berbentuk layaknya sebuah meriam. Kenapa harus Dem-Jeddem? Orang Madura yang biasa tidak ingin ribet atas sesuatu, memberi nama alat tersebut dengan Dem-jeddem karena bunyi yang dihasilkan mainan tradisional ini terdengar seperti JEDDEM (red. Madura) atau seperti bunyi ledakan yang ditimbulkan. Biasanya terbuat dari batang bambu yang besar, batang pohon pepaya, bahkan ada yang membuatnya dari selongsong besi panjang. Mainan ini akan menghasilkan bunyi nyaring seperti meriam zaman perang dulu. biasanya dem-jeddem ini dimainkan saat bulan Romadhon tiba. Namun Romadhon tahun ini tepatnya tahun 1434 H / 2013 M, masyarakat Madura dikejutkan dengan dem-jeddem ala baru yang bisa dibawa kemana-mana. Lebih ringan, simple dan ekonomis. Dan tentunya tidak berbahaya apabila dimainkan oleh kalangan anak-anak bahkan orang dewasa.
Dem-jeddem ala baru ini konon katanya dibawa oleh seorang pemuda asal Pamekasan Madura, tepatnya daerah Jalmak dari tanah Papua. Pemuda yang merantau mencari kerja ini menemukan alat tradisional masyarakat papua yang cara kerjanya hampir mirip dengan dem-jeddem yang ada di Madura. Tapi alat tradisional masyarakat papua ini lebih simpel dari dem-jeddem yang ada di Madura. Akhirnya pemuda yang tidak ingin disebutkan ini berinisiatif untuk memperkenalkannya di Madura khususnya Pamekasan.
Alhasil, dengan sekejap dem-jeddem buatannya ini "booming" dan digandrungi oleh masyarakat Pamekasan hingga akhirnya tersebar ke seluruh pelosok tanah Madura. Tak heran sepanjang jalan kota Pamekasan banyak anak-anak bahkan orang dewasa membawa alat seperti meriam ini untuk dibunyikan dan beradu kenyaringannya. Bahkan banyak orang yang membuat dem-jeddem ini sebagai bahan penghasilan bagi mereka yang penasaran dan tidak bisa membuatnya. Dengan harga yang relatif terjangkau berkisar 30rb untuk yang pendek dan 60rb untuk yang panjang, dem-jeddem ini mulai banyak bertebaran di perkotaan bahkan di pelosok desa Kabupaten Pamekasan.
Sebenarnya membuat mainan tradisional ini tidak begitu sulit. Penulis sempat mencoba membuatnya. Dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Diantara bahan-bahan yang digunakan antara lain: Kaleng susu atau kaleng sejenis lainnya (5 buah atau lebih), Lakban atau lem untuk perekat, Botol Plastik, Spiritus, serta pemantik api dari korek api yang menggunakan magnet sebagai pemicunya. agar lebih jelasnya berikut link cara membuatnya. Klik Disini.
Sungguh bulan yang penuh berkah, bulan dimana manusia bisa menjadi lebih baik. Marhaban Ya Romadhon. Semoga Dem-Jeddem hasil kreativitas anak muda ini bermanfaat bagi orang lain dan tidak disalahgunakan penggunanya untuk mengganggu orang. Serta dapat memberikan inspirasi untuk menemukan hal-hal baru berikutnya.
Terima Kasih, Semoga bermanfaat. :D