Pada 23 Desember nanti, Plat-M genap berusia 4 tahun. Komunitas ini dibentuk pada tanggal 23 Desember 2009 silam di Bangkalan. Kini, anggotanya telah menyebar di empat kabupaten di Madura. Dengan mengadopsi istilah dalam sistem tata pemerintahan tingkat desa, masing-masing kebupaten diberi istilah RT atau Rukun Tetangga. Kepalanya disebut Ketua RT. Sementara ketua di tingkat pusat disebut Klebun (bahasa Madura, yang berarti Kepala Desa).
Telah banyak kegiatan bersifat sosial dan edukatif yang diselenggarakan oleh komunitas ini. Untuk sekadar memberi contoh, pada bulan Ramadhan lalu, komunitas ini menyelenggarakan bincang-bincang mengenai dunia blogging di Kabupaten Pamekasan. Hal yang sama juga diselenggarakan di Kabupaten Sumenep sekitar sebulan lalu, yaitu tanggal 16 November 2013. Dalam kegiatan tersebut sekaligus juga dibentuk RT Sumenep.
Tentu masih banyak kegiatan-kegiatan lainnya, namun saya tak hendak menuliskannya di sini. Anda bisa mencarinya di arsip berita blog Plat-M. Di sini saya hanya akan menulis beberapa hal yang saya rasakan sebagai anggota Plat-M yang kini tinggal di pelosok kampung di Sumenep.
Pertama-tama, pertanyaan yang muncul dalam batok kepala saya adalah, apa sebenarnya arti sebuah komunitas bagi Plat-M? Dulu, komunitas selalu identik dengan kumpul-kumpul, atau dalam arti lain adalah pertemuan secara fisik antar masing-masing anggota. Kini, Plat-M dan komunitas blogger lainnya mulai menggeser makna tersebut dengan satu pengertian, bahwa komunitas tak selalu identik dengan pertemuan secara fisik. Yang lebih utama dari itu adalah mereka bisa berkomunikasi.
Tak dapat dipungkiri, bahwa kehadiran internet merupakan faktor utama yang menggeser makna komunitas tersebut. Penetrasi internet yang melibas sekat-sekat administratif negara mampu membawa perubahan dalam pola komunikasi antar manusia. Apalagi ketika ponsel mulai melayani akses data. Praktis, internet telah masuk ke kampung-kampung seiring menjamurnya BTS-BTS yang disediakan operator seluler.
Mudahnya komunikasi itulah yang saya kira merupakan salah satu faktor mengapa Plat-M masih ada hingga kini, selain tentu saja karena kemauan dari masing-masing anggota komunitas untuk tetap berjalan beriringan memastikan komunitas ini terus berkembang dengan baik. Sebagai salah satu contoh, saya sendiri hanya satu kali bertemu secara fisik dengan teman-teman Plat-M, yaitu pada acara ulang tahun Plat-M tahun lalu (catatannya saya tulis di sini).
Namun, hingga kini saya tetap merasa punya ikatan emosional karena masih bisa berkomuniasi dan saling berbagi terkait berbagai hal tentang Madura melalui internet. Dengan begitu, keyakinan bahwa komunitas itu melulu soal kumpul-kumpul kini mencair dalam pikiran saya. Meski jauh dari pusat komunitas, masing-masing anggota Plat-M tetap bisa berkontribusi membesarkan komunitas ini.
Namun, yang tak kalah penting dari semua itu adalah keinginan bersama untuk menduniakan Madura. Tagline "Menduniakan Madura" mungkin bagi sebagian orang terkesan elitis. Namun, dalam kenyataannya, Plat-M mampu melakukan iitu dengan cara menyebarkan berbagai informasi berkenaan dengan Madura, baik itu berupa potensi wisata, kuliner, sejarah, dlsb., lewat internet. Lagi-lagi, internet memiliki peranan penting dalam hal ini. Ia adalah peluang besar bagi orang yang mau berbuat sesuatu, termasuk bagi Pulau Garam tercinta ini.
Selamat ulang tahun, Plat-M!
(tulisan ini merupakan pandangan pribadi)