Seringkali kita bingung disaat keseringan nongkrong, lalu camilan yang ada hanya begitu-begitu saja. Kita selalu mencari alternatif camilan baru untuknongkronghanyauntuk menepis rasa bosan. Apalagi memotret teman makan ataupun camilan lagi ‘tren’ di jagad media sosial.
Camilan baru terus muncul dan cepat booming seiring dengan seringnya masyarakat khususnya di Indonesia berbagi foto di dunia maya. Misalkan saja kue cubit, makaron, pancake, dan masih banyak lagi yang lainnya. Itulah hasil kreatifitas olah makanan anak muda saat ini dan ‘mungkin’ juga bisa dikatakan efek globalisasi dari segi makanan. Lalu, bagaimana dengan Jajanan atau camilan tradisional?
Tentu saja memiliki tempat tersendiri dihati para penikmatnya. Seiring dengan bermunculannya camilan baru saat ini, camilan tradisional masih memiliki identitasnya tersendiri dengan rasa yang khas ala daerah masing-masing.
Di Dusun Cangkreng, tepatnya di Desa Karang Entang kecamatan Kwanyar kabupaten Bangkalan terdapat home industry yang masih memproduksi camilan tradisional hingga saat ini. Industri rumahan yang telah berdiri sejak tahun 2000 ini menjual camilan tradisional seperti keripik gayam serta lorjuk goreng yang dikemas dengan kemasan yang masih sederhana.
Namun untuk rasa jangan salah, sungguh nikmat dan istimewa dengan rasa khas madura. Si ‘empunya’ yakni Bu Kulsum yang sudah merasakan manis pahitnya menjalani bisnis camilan tradisional ini. Jika bahan baku keripik gayam yaitu buah gayam sedang tidak musim, untuk sementara waktu Bu Kulsum berhenti untuk memproduksi keripik gayam. Namun untuk lorjuk goreng, tetap bisa diproduksi setiap minggunya karena bahan baku berupa lorjuk (red. Kerang Bambu) selalu tersedia walaupun kadang stock nya hanya sedikit.
Proses pembuatan keripik gayam yang gurih sendiri cukup mudah, hanya buah gayam yang dikupas dan dicuci hingga bersih, buah lalu diiris tipis dan digoreng. Tidak sampai lima menit digoreng, keripik siap diangkat lalu dikeringkan dari minyak untuk dikemas.
Sama halnya seperti gayam, proses pembuatan lorjuk goreng pun tak jauh berbeda. Hanya bahan bakunya saja yang berbeda. Lorjuk dibersihkan dengan cara dicuci lalu siap untuk digoreng hingga kering. Uniknya dari lorjuk goreng adalah bentuknya yang berbeda-beda, ada yang kecil juga besar. Lorjuk yang kecil akan dipisahkan dengan yang besar karena akan mempengaruhi kualitas rasa.
Banyak orang beranggapan bahwa lorjuk goreng dengan ukuran kecil lebih gurih dan ‘kriuk’ daripada lorjuk goreng dengan ukuran yang lebih besar.
Ide pembuatan keripik gayam sendiri berawal dari adanya pabrik pembuatan keripik gayam di desa Perinduen, Kabupaten Sumenep. Sumenep sendiri merupakan kota asal dari Bu Kulsum. Sedangkan untuk lorjuk goreng, Bu Kulsum hanya coba-coba saja untuk berkreasi yang akhirnya sukses serta meraup keuntungan. Distribusi keripik gayam serta lorjuk goreng sendiri sudah tersebar keseluruh pulau madura serta sudah tersedia di beberapa lokasi di Surabaya.
Meski memiliki produk saingan di kota lain di pulau madura, lorjhk goreng serta keripik gayam asli Karang Entang ini dipercaya konsumen memiliki rasa yang lezat daripada produk buatan dari daerah lain yang sejenis. Terbukti dengan banyaknya pesanan yang diterima mulai dari sistem pemesanan biasa hingga sistem dropship dengan melabeli produk buatan Bu Kulsum dengan merek dagang pembelinya sendiri. Produk dengan nama dagang ‘Sumber Rejeki’ ini bisa didapatkan hanya dengan harga 35 ribu/ons atau 70 ribu/dua ons di outlet oleh-oleh khas madura.
Bagaimana, tertarik untuk merasakan kenikmatannya?
Kontak:
Ummi Kultsum
Dusun Cangkreng, Karang Entang.
Kwanyar, Bangkalan, Madura
081331205521