Madura United, Kebangkitan Sepakbola Madura


Luar biasa!, mungkin satu kata itu yang pantas menggambarkan persepakbolaan di Madura. Betapa tidak dalam beberapa tahun belakang kemajuan sepakbola Madura berkembang begitu pesat. Kemarin Rabu (22/02) mungkin hari yang sangat bersejarah dalam persebakbolaan di Madura. Karena hari itu juga pecinta sepakbola di tanah air menyaksikan perkembangan sepakbola Madura lewat sebuah pertandingan divisi utama melawan PSBK Blitar yang ditayangkan live oleh ANTV. Salah satu televisi swasta yang sangat mendukung perkembangan sepakbola di Indonesia.


Mungkin semua orang belum pernah menyaksikan sepakbola Madura kecuali setelah menyaksikan pertandingan kemarin. Karena untuk pertama kalinya pertandingan sepakbola di Madura live di televisi yang bisa disaksikan seluruh rakyat Indonesia. Begitu bangga, prestius dan seolah tidak percaya. Karena beberapa tahun lalu sepakbola di Madura masih suram dan tidak jelas arahnya.


Dimulai dari Bangkalan yang serius membenahi stadionnya dengan standar nasional. Dilanjutkan dengan pembentukan Persepam Madura United (P-MU) yang berlaga di divisi utama sampai pembuatan yayasan untuk suporter Taretan dan K-conk Mania dua suporter fanatik yang didominasi dari Pamekasan dan Bangkalan.


Rabu sore kemarin, hal yang berbeda di Bangkalan ketika stadion Gelora Bangkalan dipenuhi warna merah-putih kostum kebesaran pendukung P-MU semakin lengkap dengan beberapa pedagang aksesoris klub terlihat begitu ramai. Bahkan dukungan juga hadir dari Surabaya. Ya Bonek mania turut hadir dalam laga kali ini. Beberapa Taretan Mania juga berbondong-bondong dari Pamekasan, Sampang bahkan dari Sumenep. Semuanya tumpah ruah di jalanan depan Stadion Gelora Bangkalan.


Awalnya pertandingan ini direncanakan diselenggarakan di Sumenep, tapi karena beberapa alasan panitia penyelenggara memindahkan ke Stadion Gelora Bangkalan. Mungkin salah satu alasannya adalah kualitas rumput di Stadion Gelora Bangkalan yang merupakan salah satu dari tiga stadion dengan rumput kualitas terbaik di Indonesia. Rumput dari stadion yang belum kelar di renovasi ini diimpor langsung dari Jepang.



Sorak-sorak terdengar riuh dari atas tribun timur stadion ketika para pemain memasuki lapangan. Berbeda dari sebelumnya, karena stadion sudah dipasang kamera dari berbagai sudut stadion untuk keperluan tayangan langsung ANTV. Beberapa poster besar terpampang di berbagai lokasi, ada yang di tempel di pagar sampai ada yang dipegang. Semuanya bergetar, tumpah ruah, sesuatu yang sangat jarang terjadi seperti ini. Beberapa terlihat membawa tv portabel untuk melihat seperti apa stadion ini di layar televisi. Seolah tidak percaya, akhirnya stadion yang mungkin lima tahun lalu masih berumputkan ilalang dengan permukaan tanah yang tidak rata, tapi sekarang permukaan tanah sudah halus, sistem drainase air sudah diatur oleh profesional sehingga jika turun hujan, lapangan dipastikan tidak akan becek dan meninggalkan lubang di tengah lapangan.


Kick off sudah dilakukan, para pemain bersemangat untuk memberikan hasil terbaik bagi masyarat Madura yang menyaksikan langsung pertandingan baik di stadio maupun lewat layar kaca televisi. Beberapa ketegangan memberikan bukti bahwa pertandingan ini sangat panas. Sepanas cuaca saat itu. Indiarto Nugroho, mantan stiker timnas era 2000 dipadu oleh Marcel dan putra asli Madura Sudirman. Khusus Sudirman, tampilan rambutnya mengingatkan kita pada pemain kawakan Italia yaitu Roberto Baggio.


Di pertengahan babak kedua, kesalahan penjaga gawang P-MU membuat tuan rumah tertinggal 0-1. Suporter terdiam, para pemain mulai panik karena khawatir tidak bisa memberikan kado yang indah bagi masyarakat Madura di hari yang sangat spesial ini. Juga ini demi nama baik Madura karena pertandingan ini disiarankan langsung ke penjuru negeri ini. Di babak kedua, para pemain bermain lebih tenang, lepas tapi pertahanan Blitar membuat trio penyerang P-MU nyaris frustasi. Namun kala pertandingan menyisakan beberapa menit saja. Berawal dari tendangan bebas Indriarto Nugroho kemudian dilanjutkan oleh sundulan Sudirman yang mengarah ke kaki Marcel yang akhirnya gol. Seontak seisi stadion bergetar, semuanya larut dalam euforia gol yang diciptakan oleh penyerang bernomor punggung 10 itu. Bukan hanya di stadion, pun juga di rumah-rumah, warung, sampai di kapal orang yang menyaksikan itu semua pasti bersorak gembira. Meski hasil akhirnya 1-1 sudah cukup memberikan euforia luar biasa bagi pendukung P-MU. Setidaknya kita tidak memalukan karena pertandingan ini disaksikan seantero Indonesia.


Semoga ini hanya sebuah awal dari prestasi yang baik di kemudian hari. Semoga bisa masuk ke kasta sepakbola paling tinggi di Indonesia dikemudian hari. Semoga!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama