Cerita Kontingen Plat-M ke #Juguran


Sedikit sejarah tentang Juguran Blogger Banyumas. Acara ini diadakan oleh Komunitas Blogger Banyumas. Kata juguran itu sendiri berasal dari bahasa setempat yang berarti Silaturahmi (bahasa madura : a kompol)


Sebelumnya PLAT-M mengutus 7 pasukan untuk menuju Banyumas dengan komando R. Triyanto Saputra, namun salah satu personilnya harus mengurungkan niat untuk hadir diacara ini karena ada urusan yang tidak boleh ditinggalkan


Jum'at 29 juni 2012, 5 anggota over laping ke kotak penalti lawan (korban komentator euro) maksudnya 5 anggota berangkat ke pelabuhan kamal, sembari menunggu pak komando mendapat tiket kereta ekonomi di stasiun gubeng. Ternyata, hasilnya nihil. Tiket kereta sudah penuh, kami telat booking tiket. Kemudian pak komando ke stasiun semut dengan harapan mendapat tiket ke purwokerto, dan kabar dari stasiun semut menyebutkan bahwa kami yang ada di kamal harus terus ke pelabuhan perak dan dilanjutkan mencari bus ke Bungur Asih karena lagi-lagi kami kehabisan tiket. Opsi terakhir adalah kami harus menggunakan Jasa Sopir bus untuk tiba di purwokerto (maksud dari jasa adalah kami diangkut pak sopir menggunakn busnya bukan kami naik diatas punggung pak sopir )


Sekedar info tentang tarif


Kapal kamal-perak Rp 3.500;-
Bus perak-bungur asih Rp 4.000,-
Bus Surabaya-purwokerto Rp 90.000,-


Ada yang menarik dari bus yang kami tumpangi ini, dibagian depan terdapat sebuah stop kontak sehingga bisa menenangkan hati kami yang awalnya ketar-ketir dengan batrai Handphone.


6 jam pantat kami menempel di atas jok bus, kami masih tiba di Solo. Kami langsung mengirim pesan ke Klebun tentang berapa lama lagi pantat kami menempel diatas jok yang sudah di duduki banyak orang ini. Klebun menjawab " setengah jam lagi". Karena tidak yakin kami bertanya kepada lagi kepada penumpang lainnya, dia menjawab "tiga jam lagi". Kami makin tidak yakin tentang durasi ini, mengingat pantat kami yang sudah mati rasa. Kemudian kami mendengar sopir berbisik bahwa solo-purwokerto masih 6 jam lagi. "pat*k" gumamku dalam hati. Lama-lama pantatku akan melepuh, berbaur dengan jok bus. Kemudian mati #lebay


6 jam berlalu kami tiba di terminal purwokerto, kami dijemput oleh kang @so3p dan kawannya menggunakan mobil buatan jepang. Kami dibawa melewati belokan dan tanjakan, kamudian tiba disebuah perkampungan dibawah kaki gunung yang berdasarkan GPS bernama gunung selamet. Kampung itu bernama "Kedung Banteng".


Disana kami disambut dengan ramah, namun ramah saja tak cukup mengingat perut yang sudah mengkerucut. Sepertinya panitia tau apa yang kami mau, mereka memberi kami 10 nasi kotak, lebih 4 dari jumlah anggota PLAT-M. Karena @maz_echo yang paling gemuk, anda pasti bisa menebak apa yang akan dia lakukan mengingat jumlah kuota nasi yang berlebih.


Karena anggota PLAT-M yang ke banyumas berasal dari keluarga baik-baik, kami melakukan Shalat jama' ta'khir. Shalat isya' terlebih dahulu, kemudian shalat maghrib yang dilakukan diwaktu isya' yang niatnya pun kami harus bertanya via sms kepada salah seorang anak kyai.


Kami tidur di dalam sebuah ruangan dengan satu kamar. Keesokan harinya kami menemui ruangan di luar kami penuh dengan hamparan manusia tidur kelelahan. Setelah kami tanyai, mereka adalah perwakilan dari Blogger Malang, Blogger Palembang, DotSemarang, Blogger Santri, Blogger Timor Leste yang kuliah diJogja.


Kegiatan awal disana lebih kepada mengulas potensi perikanan. Karena banyumas merupakan penghasil bibit ikan gurami terbesar di Indonesia. Salah seorang penduduk menujukkan kepada kami tentang bagaimana ikan gurame bertemu jodohnya, bagaimana mengumpulkan telurnya, dan bagaimana cara petani memungut telur ikan gurame tang jumlahnya ribuan.


Menjelang Siang hari kami diajak untuk mengunjungi 4 kampung sebelah. Yang membuat kami heran adalah bahwa desa-desa ini memiliki webiste masing-masing dengan domain berakhiran .or.id . Jadi mereka punya cara tersendiri untuk mengenalkan desa dan produk unggulan mereka masing-masing . Kapan Madura khususnya Bangkalan bisa seperti ini?


Yang membuat Banyumas istimewa selain website yang dimiliki tiap desa adalah bahwa tiap desa memiliki produk unggulan masing-masing.


Contohnya:
Karang anyar, penghasil susu sapi, susu kambing, dan kesenian kain perca
Desa Dawuhan, Penghasil bibit tani
Dan masih ada 2 desa lagi yang tak kalah menarik. Bahkan ada desa yang balai desanya memiliki hotspot gratis


Malam harinya kami dihibur dengan penampilan bocah-bocah setempat dengan pertunjukan Kentongan. Alat musik yang dimainkan ada kentongan, angklung, gamelan, drum, alat musik tiup yang orang madura sebut "seronen".


Ada banyak lagu yang mereka mainkan, lir ilir, ande ande lumut, dll. Mereka begitu kompak dan bersemangat mungkin karena ada banyak kilatan lampu dari kamera yang siap mengabadikan aksi mereka.


Dan setelah puas menyaksikan banyak anak-anak yang bermain musik tradisional satu-persatu peserta Juguran kembali ke rumah dinas bapak Kepala Desa.


Rasa-rasanya akan rugi kalau pada malam hari itu tidur lebih awal karena ada Pakde blontankpoer yang berbincang-bincang bareng blogger-blogger Banyumas dan sekitarnya, dan juga dalam pembicaraan ini bisa dibilang tema-nya seadanya serta ditemani banyak sekali makanan tradisional.


Di tengah-tengah serunya pembicaraan pada malam itu ada beberapa kejadian lucu yang terjadi mulai dari kontingen Plat-M yang saling perang kentut serta kejadian tak terduga yang dialami blogger Malhik dan Blogger Malang yang beradegan cukup berani di depan kamera pakde Blontankpoer.


Setelah puas bincang-bincang dan tertawanya semua kontingen Plat-M pun tidur. Keesokan harinya yang merupakan hari terakhir pelaksanaan #juguran, kegiatan di pagi hari diawali dengan bincang-bincang dengan semua blogger yang ada di sana sembari menikmati cemilan yang kalo dimakan 1 hari 1 malam gk akan habis.


Tiba-tiba mas Soep datang menggedor pintu mengajak semuanya untuk sarapan pagi. Seusainya sarapan pagi datanglah dua mobil berbentuk gajah dan harimau yang siap mengantarkan peserta #juguran ke pedalaman hutan di Banyumas. Bisa dibilang kontingen Plat-M lah yang paling heboh karena berada di dalam satu mobil bersama blogger yang heboh juga.



Setelah sekitar 15 menit perjalanan peserta #juguran tiba di tempat bersejarah yang bernama "BATURAGUNG" yang jelas sangat kuno dan sarat akan legenda. Disitu para peserta disambut oleh Kuncen dari Cagar Budaya itu, sebelum masuk semua peserta diberi pengarahan dan dipersilahkan berdoa. Di tempat tersebut semua peserta juguran diajak berkeliling dan beberapa orang dipersilahkan berdoa di dalam sebuah rumah kecil yang di dalamnya terdapat banyak sekali benda-benda peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya. Di dalam kawasan tersebut saya merasa aneh karena semua pohon yang ada di dalam berbeda dengan yang ada di luar, yang di dalam terlihat sangat tua, kokoh, dan tinggi sedangkan yang diluar terlihat seperti pohon-pohon biasa dan juga bebatuannya yang terlihat sangat kuno. Setelah kurang lebih 45 menit berada di sana peserta #juguran keluar dan berfoto bersama dengan mbah yang menjaga tempat tersebut.


Perjalanan dilanjutkan ke suatu tempat yang sangat dan sangat bagus serta eksotis yang berupa sebuah pemandian yang airnya langsung berasal dari gunung tanpa adanya campuran bahan kimia. Hal pertama yang dilakukan hanya berkeliling lalu Mas Javis seorang blogger dari Wong Kito memulai acara dengan mandi di sungai yang berada tepat disebelah pemandian tersebut, beberapa orang mencoba untuk merasakan sensasi mandi di sungai yang dingin airnya seperti air yang ada di dalam kulkas selama 3-4 jam. Yang lucu terdapat beberapa teman yang terseret arus yang lumayan kuat dan bergelinding di anatara bebatuan.


Setelah puas berenang di sungai para peserta berpindah tempat ke kolam renangnya dan memulai mencoba beberapa wahana yang ada. Setelah dari tempat pemandian rombongan kemabali ke base camp tetapi sayang di tengah perjalanan rombongan harus turun dari mobil karena terdapat terop manten yang menghadang di depan, akhirnya mobilpun berputar arah dan berhasil melewati terop tersebut.


Beberapa orang melaksanakan sholat ketika sampai di base camp sedangkan yang lainnya bersiap-siap untuk pulang. Sekitar pukul 15.00 kontingen Plat-M sudah bersiap, sebelum pulang dan menunggu mobil datang  kontingen @plat_m sempat berfoto dengan salah satu wanita, sebut saja si Mis X, dia wanita yang di kagumi oleh teman kita @tukang_coding dan setelah berfoto ria  akhirnya mobil jemputan rombongan datang sambil menuju ke terminal kita sempat mampir ke toko cokelat bareng teman-teman WONG KITO. Setelah selesai membeli coklat kontingen pun menuju Terminal Purwokerto dan membeli tiket bus. Setelah menunggu sekitar 2 jam lebih bus pertama datang tetapi di dalam bus tersebut sudah penuh sesak dan akhirnya kontingen menunggu bus kedua yang jaraknya dari kedatangan bus pertama sekitar 2 jam. dan untungnya di terminal kita mendapatkan kenalan baru sebut saja MIS Y dan MAS Z, kita sambil mengobrol dan tak terasa 2 jam pun terlalui dan Bus menuju surabaya datang, kontingen dari madura  diutamakan mendapatkan kursi tempat duduk oleh penjual tiketnya dan akhirnya semuanya mendapatkan tempat duduk yang nyaman, pada saat kita pulang final euro akan main pada pukul 02.00 dini hari, dan kita sempat menanyakan kepada si kondiktur bus, " pak tv nya bisa gak di buat nonton bola " kondiktur menjawab "iya bisa" wah, rasa senang dihati terasa karna kita bisa menonton final euro di bus, waktu demi waktu berlalu ternyata tv di bus tidak di hidupkan dengan alasan antena tv gak ada, "dalam hati berkata" #Gelmeggelin, @maz_echo sempat mencoba koneksi menggunakan netbook yang di bawa dan alhasil sinyal Evdo F***** tidak dapat di terima di kota purwodadi ini yah terpaksa kita hanya bisa menunggu kabar besok paginya siapa yang memenangkan pertandingan euro 2012


Perjalanan yang panjang kami tempuh, jika yang disebelahnya ada teman sendiri maka bisa menghabiskan malam panjang tersebut dengan berbincang-bincang tetapi jika yang duduk sendiri maka harus menghabiskan malam itu dengan tidur. Sekitar pukul 08.30 kontingen tiba di Terminal Bungur Asih dan langsung menuju ke Perak dengan menggunakan bis kota. Setelah sampai di Perak dan bersiap-siap menaiki kapal beberapa anak kecil menghampiri kontingen dengan memaksa mereka menyeret-nyeret tangan kami, tetapi kami tidak menghiraukan mereka karena cara mereka meminta itu memaksa. 1 jam berlalu kontingen pun telah berada di daratan Pulau Madura dan berakhirlah pula cerita yang kami urai panjang selama menghadiri acara #juguran.


Gabungan tulisan dari Hoirul Anas dan Dendy Rizal, Maz Echo

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama