Mitos, Antara Nyata dan Tidak

tanah_lot


Mitos merupakan sesuatu yang takhayul tapi nyata bagi sebagian orang, mitos masih sangat kental dan dipercaya di negara-negara asia khususnya, kecuali negara yang menganut paham komunis, seperti China sedangkan untuk daratan Eropa dan Amerika sangat jarang sekali yang mempercayai mitos. Bahkan bisa dibilang tidak ada. Karena sebagian dari penduduk di sana meskipun bukan penganut paham komunis, tapi mereka menganut paham materialism.


Mitos biasanya identik dengan hal-hal yang berbau sangsi mistis yang tidak jelas asal usulnya, misalnya saja jika anda berkunjung ke Tanah Lot di Bali bersama pasangan anda (belum terikat pernikahan) maka tidak lama akan putus hubungan dengan pasangan anda, nah ini adalah mitos, yang merupakan sangsi bagi sepasang orang yang berkunjung ke sana, dan tidak ada yang tau asal usul dari sangsi tersebut. Kalaupun ada yang tau asal usulnya pasti berasal dari cerita mitologi juga, mungkin dari teman-teman ada yang percaya mitos ataupun ada yang tidak. Atau bahkan dari teman-teman ada yang pernah terkena “sangsi” dari mitos-mitos yang ada.


Awalnya saya tidak percaya pada mitos. Karena bagi saya, mitos ini tidak ilmiah, tapi saya juga pernah terkena “sangsi” dari mitos yang ada di tanah lot :D. Setelah saya baca beberapa buku dan refrensi disertai diskusi dengan teman-teman, saya memahami bahwa mitos ini sebenarnya  produk manusia untuk memberikan sugesti terhadap orang-orang khususnya masyarakat sekitar. Sekarang pertanyaannya, kalau memang mitos itu tidak nyata kenapa tidak sedikit juga orang yang terkena “sangsi” dari mitos tersebut? Jawabannya adalah mitos ini suatu cerita takhayul yang didoktrinkan melalui sugesti kepada orang-orang untuk mempercayai mitos itu sendiri jadi kaitannya adalah dengan pola pikir orang yang menerima sugesti tersebut.


Nah seberapa besarkah pola pikir mempengaruhi kelakuan tubuh kita?


Dalam sebuah penelitian di jepang yang disebutkan dalam buku karangan Kazuo Murakami  yang berjudul The Divine Message of the DNA bahwa peneliti menutup mata dari 10 anak SD dengan kain kemudian mereka di oleskan air mineral biasa pada tangannya tapi peneliti memberitahukan kepada 10 anak itu bahwa yang dioleskan ke tangan mereka adalah zat kimia beracun, maka seketika itu juga 10 anak itu merasakan gatal pada sekitar tangannya dan menggaruknya kemudian setelah mata mereka dibuka dan peneliti menyebutkan bahwa yang dioleskan tadi adalah air mineral maka seketika itu gatal pada tangan mereka menghilang, dari penelitian ini bisa kita simpulkan bahwa mitos -sugesti- sangat berpengaruh pada perilaku otak kita yang nantinya akan diinstruksikan keseluruh bagian tubuh.


Nah penelitian ini juga bisa dikaitkan dengan mitos-mitos yang ada misalnya jika berkunjung ke Mercusuar (Lampu) di Bangkalan bersama pacar dan melewati jalan akses Martajasah maka kalian akan putus (ini mitosnya), ketika otak kita menerima sugesti (percaya) dari mitos tersebut maka otak kita akan mendorong perilaku  pada tubuh kita untuk cenderung memenuhi dari sugesti mitos tersebut, jadi kesimpulannya nyata atau tidaknya sebuah mitos tergantung sejauh mana kita percaya terhadap sugeti dari mitos itu. Sehingga bagi yang percaya pada sugestinya, tidak sedikit juga orang yang terkena implikasi "sangsi" dari mitos tersebut dan bahkan membuat beberapa orang  takut akan kebenaran mitos itu sendiri.


Ini tulisan saya tentang mitos, mungkin ada yang belum paham atau tidak sependapat dengan pemahaman saya monggo didiskusikan baik via OTA (Over The Air) :D atau langsung KOPDAR,  ungkin muncul pertanyaan dibenak teman-teman, kalau memang mitos itu adalah produk manusi, kemudian siapa yang membuatnya dan untuk kepentingan apa dia menyebarkan mitos itu? jawaban pertanyaan itu insyaallah akan saya tulis di tulisan saya berikutnya yang berkaitan juga dengan intelejen.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama