Pintu Masuk Pulau Madura

suramadu_perak


Jika dilihat dari udara, Madura adalah sebuah pulau yang berbentuk oval. Menjadi sebuah pulau, tentu ada banyak pintu masuk untuk bisa mengunjungi pulau Madura, semua sisi bisa dikatakan pintu masuk. Wisatawan dari Bali dan sekitarnya bisa berkunjung ke Madura dengan menggunakan perahu dan bersandar di pelabuhan Telango, Sumenep. Dari Kalimantan bisa saja langsung berlayar ke Madura dan menyandarkan perahunya di Sampang. Beberapa kapal ferry biasanya melakukan perbaikan dengan mendarat di ujung barat pulau Madura, tepatnya di kecamatan Ujung Piring, Bangkalan. Di sana, kita dapat melihat kapal ferry yang sedang bersantai ria di daratan. Sebuah pemandangan yang jarang kita temui.


Namun, masyarakat luar secara umum sudah menasbihkan bahwa pintu utama pulau Madura adalah Jembatan Tol Suramadu dan Pelabuhan Kamal. Sebelum 2009, saat Suramadu masih dalam proses pengerjaan, praktis pintu masuk utama menuju pulau Madura adalah pelabuhan Kamal yang bertemu dengan Pelabuhan Ujung, Tanjung Perak, Surabaya.

Mulai dari pejalan kaki, pengendara motor, mobil, bis hingga truk-truk pengangkut dagangan semuanya harus naik kapal untuk bisa masuk ke Madura. Hingga suatu ketika, saat hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha, kondisi pelayaran Kamal-Ujung meningkat. Bahkan antrian kendaraan bisa mencapai 7-8 km dari pintu masuk kapal. Dari bibir pantai di pelabuhan Kamal hingga daerah Gili timur dekat Perumnas Kamal. Antrian kendaraan mengular panjang.

Sejak diresmikannya Suramadu oleh Bapak Presiden SBY, pintu masuk ke pulau Madura terpecah menjadi dua. Jika menggunakan kapal ferry menyeberangi Kamal-Ujung, kita perlu waktu sekitar 24 menit pelayaran. Sedangkan jika menggunakan Jembatan Tol Suramadu, hanya perlu sekitar 5-10 menit saja. Keduanya memiliki keuntungan masing-masing, berikut perbandingan masuk ke Madura menggunakan kapal dan Suramadu:

Kapal Ferry

  • Harga tiket lebih mahal dari Suramadu.

  • Armada kapal berkurang, jika sedang tidak beruntung, harus menunggu 30 menit untuk bisa naik kapal, artinya perlu 60 menit untuk mencapai Surabaya.

  • Namun di kapal kita bisa beristirahat untuk sekadar melemaskan otot-otot yang kaku selama perjalanan. Juga untuk mengistirahatkan kendaraan yang sudah terlalu panas dipakai secara terus-menerus.

  • Jika hujan, untuk pengendara roda dua, tidak perlu takut basah karena bisa berlindung di atas kapal sambil menikmati segelas kopi yang selalu ditawarkan oleh penjaja makanan di atas kapal

  • Dapat menikmati pemandangan jembatan Suramadu dari atas kapal, akan semakin indah saat di pagi hari. Saat mentari pagi menyeruak di balik jembatan Suramadu. Begitu indah.


Jembatan Tol Suramadu

  • Tidak bisa berisitirahat seperti naik kapal

  • Kendaraan akan terus berpacu melintasi jembatan sepanjang 5,4 km.

  • Dari kaki Suramadu, tidak tersedia Pom Bensin hingga memasuki kota Bangkalan.

  • Namun, harga tiket lebih murah daripada naik kapal

  • Tentu bisa lebih cepat hanya 5-10 menit untuk bisa sampai Surabaya.

  • Terdapat banyak pedagang yang menyediakan dagangan oleh-oleh khas Madura di pintu masuk tol.

  • Sensasi tersendiri bisa menyebrangi selat Madura. Rekomendasi menggunakan motor lebih terlihat dan terasa begitu nyata dan jelas daripada daripada menyaksikan di atas bis pariwisata atau mobil pribadi.

  • Menikmati megahnya sebuah peradaban manusia. Sebuah ciptaan yang begitu dahsyat, menjadi ikon Madura dan Surabaya. Menjadi tolak perubahaan segala sektor di Madura.


Itulah, dua pintu masuk pulau Madura. Dua pintu tempat semua orang mendaratkan diri di pulau Garam. Pulaunya Trunojoyo dengan begitu keindahan dan keanekaragaman masyarakatnya.

Selamat berwisata di Madura.

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama