[caption id="" align="alignnone" width="500"] AyoAsakola[/caption]
AyoAsakola merupakan komunitas atau semacam gerakan yang diprakarsai oleh segelintir orang yang peduli akan pentingnya pendidikan di daerah Madura.
Sebelumnya kami akan menceritakan bagaimana kami bisa kenal dengan Ayo' Asakola, bertepatan dengan persiapan ASEAN Blogger di salah satu hotel bintang 3 di Surabaya pada pukul 18.55 WIB kami mendapat Mention Twitter dari pemilik RM. Ole Olang yaitu salah satu rumah makan khas Madura yang terletak di Jl.Ketengan Bangkalan, dengan bunyi tweet "@plat_m esok diharapkan kehadirannya di RM.Ole Olang mengingat ada acara sarasehan bersama AyoAsakola" kurang lebihnya seperti itu bunyi dari tweet pemilik RM.Ole Olang.
Setelah mendapat mention tersebut kami kebingungan apa itu Ayo' Asakola tapi untung salah satu dari kami sudah ada yang mengenal tentang gerakan itu maka dijelaskanpun segelintir dari gerakan tersebut, dengan rasa penasaran kamipun pulang ke Pulau Madura, setelah menghadiri acara persiapan ASEAN Blogger, dengan rasa tak sabar menanti hari esok dengan dibumbui rasa penasaran tentang gerakan ini.
Jam menunjukkan 09.00 WIB kamipun berangkat walau dalam perjalanan kami diserang terpaan air-air yang jatuh dari langit karena cuaca pada waktu itu kurang bersahabat tapi karena semangat dan rasa penasaran yang membara kami tetap menghadiri undangan tersebut, setelah 30 menit perjalanan kamipun sampai di RM.Ole Olang sesampai disana kami kaget kok ada 3 bis yang parker di depan RM.Ole Olang dan dihatipun kami mengira-ngira apa sebanyak itu anggota dari gerakan Ayo' Asakola tetapi rasa kaget itupun hilang setelah kami diberitahu oleh Pak Abie yaitu Pemilik RM.Ole Olang kalau 3 Bis itu adalah tamu di rumah makannya bukan dari Ayo' Asakola. Ole Olang waktu itu ramai sekali dengan 3 rombongan bis
Langkah demi langkah kami memasuki ruangan yang khas dengan nuansa Madura dengan diiringi lagu "Ole Olang" dan "Tanduk Majeng" yang merupakan lagu khas Madura, sampailah kami di suattu tempat dengan berlatarkan sawah hijau yang luas dengan terdapat beberapa deret kursi dan lencak (red. Salah satu tempat duduk khas Madura) disana terdapat beberapa anak kecil yang masih berwajah lugu dengan senyum hangatnya menyapa kami, tidak lama kemudian seseorang laki-laki dengan bertubuh agak tinggi dengan menggenakan baju dengan tulisan Ayo' Asakola menghampiri kami, dengan memperkenalkan diri laki-laki tersebut kemudian menjelaskan secara panjang lebar tentang gerakan AyoAsakola.
Sedikit demi sedikit rasa penasaran kami sedikit hilang, kami tertegun menyimak penjelasan anak laki-laki tadi yang setelah memperkenalkan diri namanya Yoyonk, tiba-tiba kami agak kaget ketika ada suara Ayo molae tak pate aben (Red.Ayo mulai biar tidak siang atau lama-lama) setelah kami menoleh ternyata Pak Abie Pemilik Rumah Makan tersebut, maka acara sarasehanpun dimulai dengan pembacaan doa kemudian sambutan dari Mas Yoyonk tadi kemudian tak disangka-sangka kami mendapat tawaran juga untuk memberikan sambutan, maka majulah @wahyualam selaku Klebun dari Plat-M dengan menyampaikan sepatah kata tentang Plat-M kemudian habis itu disusul oleh sosok ibu-ibu yang ternyata beliau merupakan penggagas dari Ayo' Asakola dan beliau juga merupakan salah satu dosen Univ. Trunojoyo Madra dengan sedikit perkenalan dari ibu tersebut maka kamipun tahu kalau nama ibu tadi adalah Ibu Tetty.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Bu Tetty Bercerita[/caption]
Setelah memperkenalkan diri Ibu Tetty, beliau melanjutkan dengan cerita bagaimana terbentuknya Ayo' Asakola.
"Pertama kali saya tidak ada niat untuk mendirikan gerakan ini, gerakan ini berawal ketika saya hendak pulang ke Surabaya dari mengajar, di kapal kami bertemu dengan anak-anak kecil berumur yang sedang minta-minta ketika itu saya bertanya, kamu tidak sekolah?"
"Saya disuruh mencari uang oleh ibu"
"apa kamu tahu membaca?"
anak tersebut menggelengkan kepala, dihati saya muncul rasa iba, ketika waktu itu saya sempatkan jalan-jalan di sekitar pelabuhan kamal dengan anak saya, saya bertemu dengan segerombolan anak yang sedang bermain maka sayapun kesana, disana saya bercerita-cerita merekapun senang dengan cerita-cerita saya, hari esoknya saya membawa setumpuk buku cerita bekas anak saya kemudian saya bagikan kepada mereka, mereka sepertinya sangat senang sekali, hari demi hari itupun berlangsung hingga muncul hubungan emosional dan hari demi hari juga saya ajarkan mereka membaca dan menulis, suatu saat muncullah preman yang menguasai tempat tersebut, memang awalnya mereka marah-marah tetapi seminggu kemudian preman tersebut datang baik-baik dan berkata "bu ajarkan saya membaca dan menulis".
Bu Tetty melanjutkan, "Betapa kagetnya hati saya mendengar dari sosok bertubuh besar dengan suara lirih berkata seperti itu, maka sayapun mengajarkan preman tersebut, hingga akhirnya preman tersebut bisa membaca maka dari itu saya ceritakan kepada mahasiswa-mahasiswa saya dan merekapun sangat antusias ingin membantu saya mengajar maka lama-kelamaan semakin banyak peserta didik yang kami tampung, kemudian ada usul dari salah satu mahasiswa saya yaitu mendirikan gerakan Ayo' Asakola", ujar wanita kelahiran Tanah Sunda tersebut.
Setelah mendengan penjelasan dari Ibu Tetty kamipun mengerti, ternyata gerakan ini sangat menarik, selang kemudian acara dilanjutkan dengan acara makan bersama dengan suguhan masakan spesial dari RM.Ole Olang kami menyantap dengan sangat lahap dan kamipun siap-siap untuk pulang.
Ayo' Asakola adalah gerakan yang digagas oleh mantan wartawan Radar Madura untuk memberikan bantuan dana pendidikan kepada anak-anak Madura yang kesulitan untuk mengeyam pendidikan di Madura. Setiap tiga bulan sekali, yayasan ini memberikan dana beasiswa kepada anak-anak yang sudah terdaftar ke dalam yayasan Ayo' Asakola. Sekarang Ayo' Asakola sudah ada di empat kabupaten di Madura.
Dari tulisan ini kami menyimpulkan bahwa niat yang baik akan selalu mendapatkan hasil yang baik, maka dari itu pesan dari kamu buat pembaca semua "Jangan pernah takut untuk melakukan suatu kebaikan karena kebaikan akan selalu menang, tidak peduli seberat apapun rintangan itu yang namanya kebaikan PASTI akan selalu MENANG".
Editor: Nurwahyu Alamsyah
AyoAsakola merupakan komunitas atau semacam gerakan yang diprakarsai oleh segelintir orang yang peduli akan pentingnya pendidikan di daerah Madura.
Sebelumnya kami akan menceritakan bagaimana kami bisa kenal dengan Ayo' Asakola, bertepatan dengan persiapan ASEAN Blogger di salah satu hotel bintang 3 di Surabaya pada pukul 18.55 WIB kami mendapat Mention Twitter dari pemilik RM. Ole Olang yaitu salah satu rumah makan khas Madura yang terletak di Jl.Ketengan Bangkalan, dengan bunyi tweet "@plat_m esok diharapkan kehadirannya di RM.Ole Olang mengingat ada acara sarasehan bersama AyoAsakola" kurang lebihnya seperti itu bunyi dari tweet pemilik RM.Ole Olang.
Setelah mendapat mention tersebut kami kebingungan apa itu Ayo' Asakola tapi untung salah satu dari kami sudah ada yang mengenal tentang gerakan itu maka dijelaskanpun segelintir dari gerakan tersebut, dengan rasa penasaran kamipun pulang ke Pulau Madura, setelah menghadiri acara persiapan ASEAN Blogger, dengan rasa tak sabar menanti hari esok dengan dibumbui rasa penasaran tentang gerakan ini.
Jam menunjukkan 09.00 WIB kamipun berangkat walau dalam perjalanan kami diserang terpaan air-air yang jatuh dari langit karena cuaca pada waktu itu kurang bersahabat tapi karena semangat dan rasa penasaran yang membara kami tetap menghadiri undangan tersebut, setelah 30 menit perjalanan kamipun sampai di RM.Ole Olang sesampai disana kami kaget kok ada 3 bis yang parker di depan RM.Ole Olang dan dihatipun kami mengira-ngira apa sebanyak itu anggota dari gerakan Ayo' Asakola tetapi rasa kaget itupun hilang setelah kami diberitahu oleh Pak Abie yaitu Pemilik RM.Ole Olang kalau 3 Bis itu adalah tamu di rumah makannya bukan dari Ayo' Asakola. Ole Olang waktu itu ramai sekali dengan 3 rombongan bis
Langkah demi langkah kami memasuki ruangan yang khas dengan nuansa Madura dengan diiringi lagu "Ole Olang" dan "Tanduk Majeng" yang merupakan lagu khas Madura, sampailah kami di suattu tempat dengan berlatarkan sawah hijau yang luas dengan terdapat beberapa deret kursi dan lencak (red. Salah satu tempat duduk khas Madura) disana terdapat beberapa anak kecil yang masih berwajah lugu dengan senyum hangatnya menyapa kami, tidak lama kemudian seseorang laki-laki dengan bertubuh agak tinggi dengan menggenakan baju dengan tulisan Ayo' Asakola menghampiri kami, dengan memperkenalkan diri laki-laki tersebut kemudian menjelaskan secara panjang lebar tentang gerakan AyoAsakola.
Sedikit demi sedikit rasa penasaran kami sedikit hilang, kami tertegun menyimak penjelasan anak laki-laki tadi yang setelah memperkenalkan diri namanya Yoyonk, tiba-tiba kami agak kaget ketika ada suara Ayo molae tak pate aben (Red.Ayo mulai biar tidak siang atau lama-lama) setelah kami menoleh ternyata Pak Abie Pemilik Rumah Makan tersebut, maka acara sarasehanpun dimulai dengan pembacaan doa kemudian sambutan dari Mas Yoyonk tadi kemudian tak disangka-sangka kami mendapat tawaran juga untuk memberikan sambutan, maka majulah @wahyualam selaku Klebun dari Plat-M dengan menyampaikan sepatah kata tentang Plat-M kemudian habis itu disusul oleh sosok ibu-ibu yang ternyata beliau merupakan penggagas dari Ayo' Asakola dan beliau juga merupakan salah satu dosen Univ. Trunojoyo Madra dengan sedikit perkenalan dari ibu tersebut maka kamipun tahu kalau nama ibu tadi adalah Ibu Tetty.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Bu Tetty Bercerita[/caption]
Setelah memperkenalkan diri Ibu Tetty, beliau melanjutkan dengan cerita bagaimana terbentuknya Ayo' Asakola.
"Pertama kali saya tidak ada niat untuk mendirikan gerakan ini, gerakan ini berawal ketika saya hendak pulang ke Surabaya dari mengajar, di kapal kami bertemu dengan anak-anak kecil berumur yang sedang minta-minta ketika itu saya bertanya, kamu tidak sekolah?"
"Saya disuruh mencari uang oleh ibu"
"apa kamu tahu membaca?"
anak tersebut menggelengkan kepala, dihati saya muncul rasa iba, ketika waktu itu saya sempatkan jalan-jalan di sekitar pelabuhan kamal dengan anak saya, saya bertemu dengan segerombolan anak yang sedang bermain maka sayapun kesana, disana saya bercerita-cerita merekapun senang dengan cerita-cerita saya, hari esoknya saya membawa setumpuk buku cerita bekas anak saya kemudian saya bagikan kepada mereka, mereka sepertinya sangat senang sekali, hari demi hari itupun berlangsung hingga muncul hubungan emosional dan hari demi hari juga saya ajarkan mereka membaca dan menulis, suatu saat muncullah preman yang menguasai tempat tersebut, memang awalnya mereka marah-marah tetapi seminggu kemudian preman tersebut datang baik-baik dan berkata "bu ajarkan saya membaca dan menulis".
Bu Tetty melanjutkan, "Betapa kagetnya hati saya mendengar dari sosok bertubuh besar dengan suara lirih berkata seperti itu, maka sayapun mengajarkan preman tersebut, hingga akhirnya preman tersebut bisa membaca maka dari itu saya ceritakan kepada mahasiswa-mahasiswa saya dan merekapun sangat antusias ingin membantu saya mengajar maka lama-kelamaan semakin banyak peserta didik yang kami tampung, kemudian ada usul dari salah satu mahasiswa saya yaitu mendirikan gerakan Ayo' Asakola", ujar wanita kelahiran Tanah Sunda tersebut.
Setelah mendengan penjelasan dari Ibu Tetty kamipun mengerti, ternyata gerakan ini sangat menarik, selang kemudian acara dilanjutkan dengan acara makan bersama dengan suguhan masakan spesial dari RM.Ole Olang kami menyantap dengan sangat lahap dan kamipun siap-siap untuk pulang.
Ayo' Asakola adalah gerakan yang digagas oleh mantan wartawan Radar Madura untuk memberikan bantuan dana pendidikan kepada anak-anak Madura yang kesulitan untuk mengeyam pendidikan di Madura. Setiap tiga bulan sekali, yayasan ini memberikan dana beasiswa kepada anak-anak yang sudah terdaftar ke dalam yayasan Ayo' Asakola. Sekarang Ayo' Asakola sudah ada di empat kabupaten di Madura.
Dari tulisan ini kami menyimpulkan bahwa niat yang baik akan selalu mendapatkan hasil yang baik, maka dari itu pesan dari kamu buat pembaca semua "Jangan pernah takut untuk melakukan suatu kebaikan karena kebaikan akan selalu menang, tidak peduli seberat apapun rintangan itu yang namanya kebaikan PASTI akan selalu MENANG".
Editor: Nurwahyu Alamsyah