Guru dan Pengaruhnya Bagi Seorang Murid

[caption id="attachment_3864" align="aligncenter" width="640"]guru mestakung Ilustrasi: guru[/caption]

Dalam kehidupan sehari-hari, barangkali, kita mendapatkan guru dan terkadang itu tidak harus didapat di lembaga pendidikan formal sejenis SDN, SMA ataupun perguruan tinggi tetapi juga bisa diluar sekolah baik saat mereka memberikan kita pelatihan ataupun nasehat yang mungkin berguna bagi diri kita.


Suatu hari, saya pernah mendengarkan cerita dari seorang teman bahwa dia seringkali mendengarkan nasehat dari kedua orang tuanya. "Di rumahku bapak dan ibu seringkali memberikan nasehat bahwa aku tidak boleh melupakan guru yang pernah mengajarkan apapun bagiku, terutama guru yang mengajarkan alif pertama kali," ujarnya.


Penggunaan nama "alif" sengaja saya miringkan karena nama tersebut merupakan huruf pertama dalam hijaiyyah- alphabet dalam bahasa arab.


Jadi, seorang murid yang diajari huruf alif saat pertama kali oleh gurunya maka murid itu memiliki tanggung jawab agar guru yang mengajarkan ilmu tersebut tidak boleh dilupakan hingga akhir hayatnya. Sewaktu-waktu guru itu harus dikirimi bacaan surat yaasin atau al-fatihah agar selalu diberikan kesehatan dan pertolongan dalam setiap persoalan. Begitu seharusnya sikap murid kepada gurunya. Kata orang tua itu sekali lagi.


Di Madura, nasehat seperti itu hingga saat ini masih sering kita dengarkan dan itu ada di daerah perkampungan yang mayoritas cara berfikir masyarakatnya adalah orang-orang yang memanfaatkan guru sebagai faktor pembawa barokah dalam kehidupan si murid atau masyarakat tempat murid itu bertempat tinggal saat ini.


Pengertian Barokah adalah salah satu bentuk kebaikan bagi murid akibat berbuat baik kepada para ulama, termasuk gurunya sendiri. Konon, seorang murid ketika mendapatkan barokah, meski tidak benar-benar pinter maka kehidupannya selalu sejahtera dan lebih baik. Dia hidup nyaman dan tidak terlunta-lunta, mirip gambaran orang kaya raya yang kehidupannya berkecukupan.


Selain itu, barokah terkadang bisa muncul ketika seorang murid bisa memperlakukan gurunya dengan baik, mengabdi dan ikhlas membantu kehidupan sehari-hari seorang guru, terutama di lingkungan pesantren. Kini, nasehat-nasehat agar tidak melupakan guru yang ada di surau, pengajar pertama saat kita belajar membaca al-quran sampai menjadi pintar dan mahir saat ini menjadi semacam nasehat agar kita lebih ingat dan sadar bahwa mengingat guru bisa memberikan berkah. Itu tidak terlepas dari guru "alif". Guru pertama yang membuat kita pintar membaca ayat suci Al-quran.


Dalam kehidupan sehari-hari, barangkali, kita mendapatkan guru dan terkadang itu tidak harus didapat di lembaga pendidikan formal sejenis SDN, SMA ataupun perguruan tinggi tetapi juga bisa diluar sekolah baik saat mereka memberikan kita pelatihan ataupun nasehat yang mungkin berguna bagi diri kita.


Peran guru selain mengajarkan kita berbagai keterampilan hidup serta berbagai nasehat-nasehat agar si murid itu menjadi pribadi ideal di masa mendatang.


Untuk itu, pengaruh seorang guru dan peran besarnya bagi si-murid tidak terlepas dari kemampuan si murid menerima pesan dan juga menerima keadaan guru yang akhirnya akan melahirkan ikatan emosi, antara murid dengan guru.


Jika murid itu menerima keadaan guru dan segala perbuatannya maka di tahun-tahun mendatang, murid itu akan selalu menjadi teman dan kadang-kadang si murid mengirimkan doa dan bantuan ataupun melakukan kunjungan ke rumanhnya. Tujuannya untuk menyambung tali kekerabatan dan juga sebagai bentuk menghormati guru.


Hal-hal yang saya sebutkan di atas, di waktu yang lalu dan saat ini merupakan bentuk penghormatan seorang murid kepada guru.


Dengan mengingat dan berkunjung ke guru, maka menurut beberapa pengakuan, itu bisa mendatangkan tambahan kebaikan dan kualitas kehidupan si murid, akibat pengaruh dan juga doa dari guru-gurunya ataupun doa dia untuk si guru.(fd/wa)


@fendichovi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama