[caption id="attachment_5342" align="alignnone" width="240"] Tukang Cukur Madura (Foto: Jaringnews.com)[/caption]
Suku Madura sudah sangat terkenal dengan predikat perantau, meskipun tidak semua orang Madura melakukannya, kebanyakan alasan dari mereka merantau selain untuk pendidikan adalah untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka, hal ini dilakukan karena di Madura sendiri perkembangan yang cukup lamban dalam pembangunan ekonomi, mulai dari keterbatasan modal, tidak meratanya pendidikan dan hasil pertanian yang hanya cukup untuk dimakan saja, orang Madura dikenal cukup ulet dalam perantauan, baik sebagai tenaga kerja ataupun usaha mandiri di perantauan, pekerjaan-pekerjaan mereka pun terbilang cukup unik dalam perantauan, meskipun bagi sebagian orang pekerjaan itu dipandang pekerjaan rendahan, tapi justru disitu keuletan orang Madura, mereka membaca peluang yang bagi orang lain itu adalah pekerjaan yang tidak layak untuk digarap atau dikerjakan, dari hal-hal begitulah orang Madura mengais rupiah, tidak jarang dari mereka diperantauan terbilang sukses dari segi ekonomi, dengan begitu mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi, membangun rumah di kampung, membeli tanah sebagai wujud investasi dan bahkan mereka tidak lupa berbagi dengan orang-orang yang belum mampu, biasanya ketika mereka sudah mulai sukses di perantauan maka mereka akan membawa sanak saudara ataupun tetangga untuk ikut serta dalam pekerjaan dan bisnisnya, mekipun orang Madura dikenal berwatak keras, mereka cenderung sopan di perantauan selama mereka tidak diusik, dan satu lagi, orang Madura tingkat solidaritasnya sangat tinggi di perantauan sesama dari suyku Madura, hal yang kemudian menarik bagi saya untuk ditelisik meskipun mungkin tidak berdasarkan penelitian dengan angka-angka statistik adalah beberapa pekerjaan yang paling banyak ditekuni oleh orang Madura diperantauan.
Mungkin profesi inilah yang paling banyak ditekuni oleh sebagian orang Madura, karena tergiur dengan upah yang ditawarkan profesi ini sering sekali jadi alternatif bagi masyarakat Madura baik yg masih muda taupun mereka yang bahkan sudah berkeluarga, tidak jarang dari mereka untuk menjadi TKI atau TKW meminjam uang kepada sanak family sebagai modal awal untuk mengurus paspor dan visa, yang nantinya akan dibayar setelah mereka bekerja, adapun Negara-negara yang menjadi tujuan antara lain Arab Saudi, Malaysia, Brunei Darussalam, Korea dan beberapa Negara lainnya, mereka akan bertahan disana dengan bekerja sebagai buruh kasar, seperti buruh bangunan, pembantu rumah tangga dan lain sebagainya hanya untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan menyekolahkan anak-anaknya.
Bagi sebagian orang ini bahkan bukan profesi terburuk yg mereka pikirkan, tapi bagi orang Madura ini adalah peluang, dimana mereka tidak harus mengeluarkan modal besar atau bahkan tanpa modal sama sekali, berawal dari sebagai pemulung barang-barang bekas yang masih laku dijual kembali atau didaur ulang seperti kertas, plastik, dan besi bekas (meliputi, besi, kuningan, timah, dan tembaga) mereka akan berangsur memperbaiki kondisi ekonomi, setelah cukup modal mereka akan menjadi pengepul, bahkan tidak jarang mereka akan ikut lelang besi-besi bekas pabrik, industri sampai ke bangkai kapal yang tidak lagi dipakai, banyak sekali orang Madura yang sukses sebagi pengusaha barang bekas terutama besi tua, bahkan tetangga saya sudah bisa naik haji tiap tahun, dan zakatnya dalam 1 tahun tidak kurang dari 200jt dari hasil menjadi pengusaha besi tua. Orang Madura sangat terkenal denga menafsirkan harga besi tua bahkan sampai ada yang bilang ke saya “kalo orang Madura itu bisa menafsirkan harga besi kapal yang lagi karam dan tidak Nampak dipermukaan” pengusaha-pengusaha barang bekas ini tersebar mulai dari Jakarta, Surabaya bahkan sampai ke Pulau Kalimantan.
Sate yang merupakan makanan khas Madura menjadi ladang bisnis yang menjanjikan rupiah yang tidak sedikit, dan ketika ingat sate maka yang terlintas pertama dipikiran kita adalah sate Madura selain sate padang mungkin, hampir diseluruh Indonesia sate tidak terlalu susah untuk ditemui, mulai dari yang menjajakan satenya dengan gerobak, yang berjualan di pinggir jalan sampai ke warung sate yang cukup besar, profesi ini banyak juga dipilih orang Madura di perantauan.
Profesi ini cukup unik ditengah gempuran salon-salon professional, namun orang Madura sekali lagi jeli dalam membaca peluang, pasar yang disasar adalah menengah kebawah dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp. 7000 – Rp. 15.000 namun pelayanan yang diberikan tidak kalah dengan salon-salon modern, setiap kali anda bercukur di pangkas rambut Madura setelah selesai dicukur anda akan dipijat mulai dari sekitar bahu, leher sampai ke kepala, dan tidak sedikit yang ketagihan dengan pijatan enaknya ini :D, profesi ini ditekuni orang Madura terutama dari kabupaten Bangkalan, tepatnya orang-orang dari kecamatan Socah. Penyebarannya pun terbilang luas mulai dari kota-kota besar sampai kepenjuru Papua.
Mungkin terinspirasi dari lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut” dan dengan kondisi geografis pulau Madura yang dikelilingi laut profesi ini jadi pilihan beberapa pemuda Madura, meskipun profesi ini membutuhkan modal awal yang cukup besar, dalam pendidikannya, sertifikasinya dll namun profesi ini cukup jadi favorit dengan gaji yang lumayan besar, mulai dari kapal-kapal lokal, sampai kapal-kapal yang berlayar internasional, mulai dari kapal penumpang, tanker, kapal cargo maupun kapal ikan yang menjadi pilihan, kebanyakan yang memilih profesi ini pemuda-pemuda dari kabupaten Bangkalan, meliputi beberapa kecamatan, mulai dari socah, arosbaya, klampis dan sepulu.
Selain berjualan sate orang Madura yang diperantauan juga memilih menjadi pedagang asongan seperti rokok, kopi di tempat-tempat umum, mulai dari pelabuihan, terminal, stasiun sampai ke tempat-tempat wisata, selain menjadi pedagang asongan bagi orang Madura yang punya cukup modal biasanya mereka akan membuka warung makan, makanan yang dijualpun variatif mulai dari bubur kacang hijau, nasi jagung, sampai ke Nasi Bebek, kerap sekali warung-warung orang Madura ramai dikunjungi pemburu kuliner atau karyawan yang hanya sekedar makan, pasalnya masakan orang Madura yang cenderung berani dalam membubuhkan bumbu sehingga menghasilkan makanan yang lezat.
Sejauh pengamatan saya meskipun tidak diprosentasekan dalam angka, itulah profesi-profesi orang Madura di perantauan, tidak dapat dipungkiri masih banyak profesi yang tidak disebutkan diatas, karena selain orang Madura memang punya profesi-profesi yang terbilang unik orang Madura juga kerap berimprovisasi dengan kondisi tempat mereka merantau, misal saja bagi orang Madura yang berada di pulau Kalimantan dan Papaua mereka ada yang memilih profesi sebagai pedagang kayu olahan, mengelola perkebunan dan pertanian, bagaimanapun saya bangga terlahir sebagai Madura, meskipun beberapa orang memandang sebelah mata, dan menganggap orang Madura primitif, keras dan sebagainya, “Aku adalah Darah Madura dan Aku adalah Indonesia”
Suku Madura sudah sangat terkenal dengan predikat perantau, meskipun tidak semua orang Madura melakukannya, kebanyakan alasan dari mereka merantau selain untuk pendidikan adalah untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka, hal ini dilakukan karena di Madura sendiri perkembangan yang cukup lamban dalam pembangunan ekonomi, mulai dari keterbatasan modal, tidak meratanya pendidikan dan hasil pertanian yang hanya cukup untuk dimakan saja, orang Madura dikenal cukup ulet dalam perantauan, baik sebagai tenaga kerja ataupun usaha mandiri di perantauan, pekerjaan-pekerjaan mereka pun terbilang cukup unik dalam perantauan, meskipun bagi sebagian orang pekerjaan itu dipandang pekerjaan rendahan, tapi justru disitu keuletan orang Madura, mereka membaca peluang yang bagi orang lain itu adalah pekerjaan yang tidak layak untuk digarap atau dikerjakan, dari hal-hal begitulah orang Madura mengais rupiah, tidak jarang dari mereka diperantauan terbilang sukses dari segi ekonomi, dengan begitu mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi, membangun rumah di kampung, membeli tanah sebagai wujud investasi dan bahkan mereka tidak lupa berbagi dengan orang-orang yang belum mampu, biasanya ketika mereka sudah mulai sukses di perantauan maka mereka akan membawa sanak saudara ataupun tetangga untuk ikut serta dalam pekerjaan dan bisnisnya, mekipun orang Madura dikenal berwatak keras, mereka cenderung sopan di perantauan selama mereka tidak diusik, dan satu lagi, orang Madura tingkat solidaritasnya sangat tinggi di perantauan sesama dari suyku Madura, hal yang kemudian menarik bagi saya untuk ditelisik meskipun mungkin tidak berdasarkan penelitian dengan angka-angka statistik adalah beberapa pekerjaan yang paling banyak ditekuni oleh orang Madura diperantauan.
- TKI (Tenaga Kerja Indonesia)
Mungkin profesi inilah yang paling banyak ditekuni oleh sebagian orang Madura, karena tergiur dengan upah yang ditawarkan profesi ini sering sekali jadi alternatif bagi masyarakat Madura baik yg masih muda taupun mereka yang bahkan sudah berkeluarga, tidak jarang dari mereka untuk menjadi TKI atau TKW meminjam uang kepada sanak family sebagai modal awal untuk mengurus paspor dan visa, yang nantinya akan dibayar setelah mereka bekerja, adapun Negara-negara yang menjadi tujuan antara lain Arab Saudi, Malaysia, Brunei Darussalam, Korea dan beberapa Negara lainnya, mereka akan bertahan disana dengan bekerja sebagai buruh kasar, seperti buruh bangunan, pembantu rumah tangga dan lain sebagainya hanya untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan menyekolahkan anak-anaknya.
- Pemulung dan Pengepul Barang Bekas
Bagi sebagian orang ini bahkan bukan profesi terburuk yg mereka pikirkan, tapi bagi orang Madura ini adalah peluang, dimana mereka tidak harus mengeluarkan modal besar atau bahkan tanpa modal sama sekali, berawal dari sebagai pemulung barang-barang bekas yang masih laku dijual kembali atau didaur ulang seperti kertas, plastik, dan besi bekas (meliputi, besi, kuningan, timah, dan tembaga) mereka akan berangsur memperbaiki kondisi ekonomi, setelah cukup modal mereka akan menjadi pengepul, bahkan tidak jarang mereka akan ikut lelang besi-besi bekas pabrik, industri sampai ke bangkai kapal yang tidak lagi dipakai, banyak sekali orang Madura yang sukses sebagi pengusaha barang bekas terutama besi tua, bahkan tetangga saya sudah bisa naik haji tiap tahun, dan zakatnya dalam 1 tahun tidak kurang dari 200jt dari hasil menjadi pengusaha besi tua. Orang Madura sangat terkenal denga menafsirkan harga besi tua bahkan sampai ada yang bilang ke saya “kalo orang Madura itu bisa menafsirkan harga besi kapal yang lagi karam dan tidak Nampak dipermukaan” pengusaha-pengusaha barang bekas ini tersebar mulai dari Jakarta, Surabaya bahkan sampai ke Pulau Kalimantan.
- Penjual Sate
Sate yang merupakan makanan khas Madura menjadi ladang bisnis yang menjanjikan rupiah yang tidak sedikit, dan ketika ingat sate maka yang terlintas pertama dipikiran kita adalah sate Madura selain sate padang mungkin, hampir diseluruh Indonesia sate tidak terlalu susah untuk ditemui, mulai dari yang menjajakan satenya dengan gerobak, yang berjualan di pinggir jalan sampai ke warung sate yang cukup besar, profesi ini banyak juga dipilih orang Madura di perantauan.
- Tukang Cukur Rambut
Profesi ini cukup unik ditengah gempuran salon-salon professional, namun orang Madura sekali lagi jeli dalam membaca peluang, pasar yang disasar adalah menengah kebawah dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp. 7000 – Rp. 15.000 namun pelayanan yang diberikan tidak kalah dengan salon-salon modern, setiap kali anda bercukur di pangkas rambut Madura setelah selesai dicukur anda akan dipijat mulai dari sekitar bahu, leher sampai ke kepala, dan tidak sedikit yang ketagihan dengan pijatan enaknya ini :D, profesi ini ditekuni orang Madura terutama dari kabupaten Bangkalan, tepatnya orang-orang dari kecamatan Socah. Penyebarannya pun terbilang luas mulai dari kota-kota besar sampai kepenjuru Papua.
- Pelaut
Mungkin terinspirasi dari lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut” dan dengan kondisi geografis pulau Madura yang dikelilingi laut profesi ini jadi pilihan beberapa pemuda Madura, meskipun profesi ini membutuhkan modal awal yang cukup besar, dalam pendidikannya, sertifikasinya dll namun profesi ini cukup jadi favorit dengan gaji yang lumayan besar, mulai dari kapal-kapal lokal, sampai kapal-kapal yang berlayar internasional, mulai dari kapal penumpang, tanker, kapal cargo maupun kapal ikan yang menjadi pilihan, kebanyakan yang memilih profesi ini pemuda-pemuda dari kabupaten Bangkalan, meliputi beberapa kecamatan, mulai dari socah, arosbaya, klampis dan sepulu.
- Pedagang Asongan dan Warung Makan
Selain berjualan sate orang Madura yang diperantauan juga memilih menjadi pedagang asongan seperti rokok, kopi di tempat-tempat umum, mulai dari pelabuihan, terminal, stasiun sampai ke tempat-tempat wisata, selain menjadi pedagang asongan bagi orang Madura yang punya cukup modal biasanya mereka akan membuka warung makan, makanan yang dijualpun variatif mulai dari bubur kacang hijau, nasi jagung, sampai ke Nasi Bebek, kerap sekali warung-warung orang Madura ramai dikunjungi pemburu kuliner atau karyawan yang hanya sekedar makan, pasalnya masakan orang Madura yang cenderung berani dalam membubuhkan bumbu sehingga menghasilkan makanan yang lezat.
Sejauh pengamatan saya meskipun tidak diprosentasekan dalam angka, itulah profesi-profesi orang Madura di perantauan, tidak dapat dipungkiri masih banyak profesi yang tidak disebutkan diatas, karena selain orang Madura memang punya profesi-profesi yang terbilang unik orang Madura juga kerap berimprovisasi dengan kondisi tempat mereka merantau, misal saja bagi orang Madura yang berada di pulau Kalimantan dan Papaua mereka ada yang memilih profesi sebagai pedagang kayu olahan, mengelola perkebunan dan pertanian, bagaimanapun saya bangga terlahir sebagai Madura, meskipun beberapa orang memandang sebelah mata, dan menganggap orang Madura primitif, keras dan sebagainya, “Aku adalah Darah Madura dan Aku adalah Indonesia”