Madura juga punya masa lalu. Penjajahan yang diderita negeri ini, juga sampai di pulau garam. Belanda dan Jepang bergantian menguasai nusantara. Ada banyak peninggalan penjajah yang tersisa. Sekojo misalnya. Adalah lapangan terbang peninggalan penjajahan Jepang yang berada di kecamatan Kamal, Bangkalan.
Jika berencana datang ke Kamal, cobalah datang ke Desa Kebun Dusun Labang Laok, RT/RW:01/01 Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Di sana terdapat sebuah jalan yang cukup panjang menghubungkan dua desa: Kebun dan Banyuajuh. Masyarakat menyebutnya dengan Sekojo.
Menurut H. A. Muzakki, sesepuh desa Kebun, “Sekojo itu lapangan terbang dalam bahasa Jepang, dahulunya adalah tempat pendaratan pesawat-pesawat Jepang di Kamal”. Kakek berumur 83 tahun itu masih semangat menceritakan tentang masa penjajahan Jepang di desanya.
“Di utara rumah saya, itu adalah tempat parkir pesawat Jepang. Jika sudah mendarat, mereka meminta anak-anak desa untuk menutupi pesawatnya dengan dedaunan agar tidak diketahui tentara Indonesia. Sebagai imbalannya, mereka (baca: Jepang) memberi anak-anak makanan”. Ujar Ba Zakki –panggilan H. A. Muzakki-
Sebelum maraknya pembangunan, Sekojo adalah jalan utama menuju desa Kebun. Jika ingin pergi ke desa ini menggunakan mobil, mau tidak mau harus melewati Sekojo karena ini adalah jalan satu-satunya yang cukup lebar.
Di saat jalan di desa Kebun masih kebanyakan hanya mempunyai lebar satu meter, Sekojo memberikan kemudahan karena lebarnya sekitar dua-hingga meter. Panjang Sekojo diperkirakan sekitar dua kilometer, membentang dari utara Perumnas Kamal hingga ke desa Kebun.
Sekarang Sekojo semakin menyempit dengan semak belukar di sampingnya. Beberapa bagian yang sempat teraspal, namun sekarang sudah jarang digunakan. Hanya beberapa warga yang mau ke ladang atau mencari rumput yang melewati jalan ini. Padahal dahulunya, jalan ini adalah jalan yang sibuk. Tempat landas dan mendaratnya pesawat Jepang. Bisa dibayangkan begitu sibuknya jalan Sekojo di masa lalu.
Sebenarnya jika dilihat di Google Translate, lapangan terbang dalam bahasa Jepang itu adalah Hikojo, namun masyarakat Madura lebih mudah menyebutkan Sejoko.
Hingga saat ini, belum ditemukan bandara lain di Bangkalan. Meski belum ada penelitian lebih lanjut, namun Plat-M boleh menyebutkan kalau Sekojo adalah bandara pertama di Bangkalan. Warga Bangkalan harusnya berbangga, karena mereka dahulunya mempunyai lapangan terbang yang dijadikan tempat pendaratan pesawat-pesawat Jepang.
Bangkalan mempunyai bandara di masa lalu. Semoga di masa depan, akan ada Sekojo lain yang menjadi ikon kota Bangkalan. Sehingga memudahkan turis yang akan berkunjung ke Madura.