Think globally, act locally. Berpikir global dan bertindak lokal. Jargon tersebut sangat tepat untuk menggambarkan sebuah aksi yang seharusnya dilakukan untuk menyikapi globalisasi yang berlangsung saat ini. Pada tulisan ini sendiri akan membahas aksi lokal atau sebuah ide lokal untuk menduniakan Madura, tentunya melalui pariwisata. Ide-ide ini bukanlah ide mahal yang memerlukan banyak sekali dana untuk menjalankannya. Pada intinya, ide ini sudah bisa dijalankan dengan mudah, dengan memanfaatkan segala potensi yang sudah ada. Berikut adalah ide-ide tersebut:
Perbanyak event
Perbanyak event-event yang menampilkan kesenian-kesenian atau atraksi khas Madura. Seperti Kerapan Sapi. Apa yang terjadi saat ini adalah kurangnya informasi akan event seperti kerapan sapi. Maka dari permasalahan itu yang harus dibenahi pertama kali adalah proses pelaksanaan event tersebut. Event tersebut seharusnya dikelola secara profesional agar jalannya event seperti Kerapan Sapi bisa menjadi lebih tertata dan terkonsep. Bisa dimulai dari jalannya kompetisi di tingkat kecamatan, lalu kabupaten, dan nasional. Dengan terkonsepnya event ini diharapkan nantinya akan ada kepastian tentang jadwal perhelatannya. Dengan adanya kepastian seperti itu, bisa dijamin akan mempermudah bagi wisatawan untuk menonton perhelatan tersebut.
Kerapan Sapi yang merupakan maskot dari Madura sangatlah berharga, maka dari itu harus benar-benar dimanfaatkan untuk menaikkan nilai jual dari wisata yang ada di Madura. Selain konsep yang harus dibenahi, ada kuantitas yang harus ditambah dari event ini. Misal, setiap sebulan sekali akan diadakan event Kerapan Sapi di tingkat Kecamatan, tiga bulan selanjutnya tingkat kabupaten, dan setiap setahun sekali tingkat nasional. Bisa dibayangkan akan ada berapa banyak event Kerapan Sapi yang dihelat. Banyaknya event juga akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas wisatawan yang berkunjung ke Madura untuk menonton Kerapan Sapi.
Promosi out of the box
Memasang baliho dan memasang iklan di media elektronik atau cetak adalah contoh-contoh promosi yang sudah biasa. Biayanya mahal dan memerlukan waktu yanmg cukup lama untuk mampu menarik wisatawan.
Ada cara promosi sederhana tetapi sangat ampuh. Melalui blog, seperti yang telah dirintis oleh BPWS ini. Penulis blog biasanya akan menuliskan testimoni setelah mengunjungi suatu tempat wisata. Testimoni yang ditulis di blog pribadi akan terkesan lebih jujur, apa adanya, dan kadang dengan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami, sehingga lebih banyak dijadikan referensi oleh para calon wisatawan, beda halnya dengan artikel yang memang dimaksudkan untuk promosi pariwisata yang terkesan hiperbola.
Promosi lain adalah mengundang public figure atau selebriti untuk berkunjung ke tempat tujuan wisata yang akan dipromosikan. Ingat waktu Maria Sharapova, petenis jelita dari Rusia datang mengunjungi Borobudur tahun 2013 lalu? Foto Maria dengan pose-pose berlatar Borobudur banyak dimuat majalah-majalah traveler dunia, hal ini otomatis mengangkat nama Borobudur dan pastinya akan lada lebih banyak wisatawan yang berkunjung. Juga halnya ketika Mark Zuckerberg, pendiri dan pemilik Facebook Inc. mengunjungi Borobudur pada Oktober 2014 lalu. Statusnya di Facebook tentang Borobudur merupakan promosi gratis bagi Borobudur. Dan apa yang dilakukan oleh Mark Zuckerberg ini secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung.
Untuk tahap awal tidak perlu sekelas Maria Sharapova atau Mark Zuckerberg yang didatangkan ke Madura, mungkin untuk awal cukuplah selebriti nasional yang diajak berlibur ke Madura atau dijadikan Duta Wisata Madura.
Sumber : https://ahmadramadlan.wordpress.com/2014/11/26/spektakuler-suramadu/
Hastag:
Ide Masa Depan