Kali ini ada yang berbeda dari Release Party yang diselenggarakan oleh Komunitas Studi Linux Pamekasan – disingkat KSL-P – ketimbang sebelumnya. Tidak lagi dikemas seminar “kaku” yang menyuguhkan materi seharian full, KSL-P mencoba memberikan suguhan baru dengan mengemas agenda tahunannya ini dengan roadshow ke sekolah-sekolah. Tujuan jangka pendeknya tidak lain untuk mengenalkan Ubuntu 16.04, sedangkan tujuan jangka panjangnya untuk lebih mempopulerkan Linux ke kalangan pelajar. Dengan harapan, pelajar ini nantinya akan menularkan semangat “anti software bajakan” ke lingkungan sekitarnya.
Sebenarnya roadshow ke sekolah-sekolah ini merupakan pembuka dari perhelatan Release Party Ubuntu 16.04 yang diselenggarakan oleh KSL-P. Ada tiga sekolah yang berhasil dikunjungi. SMK Maarif Tlanakan Pamekasan menjadi sekolah pertama yang berhasil dikunjungi. Kedua adalah SMK Al-Miftah Palengaan Pamekasan. Dan yang ketiga, juga sebagai pamungkas dari roadshow ini adalah SMK Miftahul Qulub Galis Pamekasan.
Pada acara puncaknya, digelarlah talkshow bertema: Muda Berkarya. Talkshow tersebut dilaksanakan di Pendopo Ronggosukowati, dengan menghadirkan seluruh anggota KSL-P baik junior maupun senior dan juga beberapa perwakilan sekolah-sekolah yang pada hari sebelumnya telah dikunjungi oleh KSL-P.
Tidak lagi disuguhkan parade slide yang berisi materi-materi berat tentang linux, talkshow tersebut menyuguhkan materi yang dikemas santai a la program televisi: Mata Najwa. Jika sebelumnya selalu menghadirkan pembicara dari external komunitas. Kali ini berbeda, pembicaranya berasal dari internal KSL-P sendiri.
Ada tiga orang pembicara. Yang pertama Khoirur Rhosy (Founder Linuxermadura.com dan Ronggo Sukowati Studio), kedua Umarul Faruq (Staf IT salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Pamekasan), dan yang ketiga Halim (Staf IT salah satu hotel terkemuka di Pamekasan). Mereka semua adalah pencetus berdirinya KSL-P. Dari tiga orang tersebut, rasa penasaran peserta tentang proses lahirnya KSL-P bisa terjawabkan.
Acara tersebut berlangsung seru. Itu karena yang dibicarakan tidak hanya tentang bagaimana menginstall aplikasi di Linux atau bagaimana cara menambah repository dan sebagainya, tapi juga diceritakan tentang bagaimana sejarah berdirinya KSL-P. Sesekali gelak tawa mengalun dari teman-teman pelajar tatkala pembicara yang ada di depan menceritakan kisah-kisah kekonyolan mereka saat masih awal-awal berdirinya komunitas ini.
Talk show ini memang dikonsep untuk mengulas pengalaman pribadi ketiga pembicara tentang KSL-P, dari mulai awal-awal pembentukan hingga sampai saat sekarang. Jadi tidak mengherankan jika pembicara malah “curhat” mengenai suka duka mereka saat masih awal-awal mendirikan KSL-P. Meskipun begitu, atensi peserta cukup baik. Terbukti dari awal sampai akhir acara, peserta tidak beranjak dari tempat duduknya. Para peserta seakan terhipnotis oleh gaya penyampaian materi dari tiga pembicara. Memang pada saat menyampaikan materi seringkali disisipkan candaan-candaan supaya peserta tidak bosan.
Sebagai catatan, talk show ini dikomandoi secara apik oleh Santhi Ferdiana Hadi sebagai host. Berbekal tablet yang berisi panduan acara, dia berusaha memandu acara ini agar tetap berjalan kondusif. Tidak mudah memang, satu sisi harus mebuat acara ini berjalan secair mungkin. Satu sisi lagi, dia dituntut agar tetap ada materi positif yang tersampaikan kepada peserta talk show.
Secara keseluruhan acara ini berjalan sukses. Semoga acara ini dapat memberikan motivasi terhadap peserta, khususnya terhadap pelajar yang hadir. Agar tertanam di pikiran dan hati mereka akan pentingnya aplikasi berlisensi. Tidak lagi bangga menggunakan software bajakan.