Memperkenalkan Budaya dan Moralitas lewat Seni Tari

[caption id="attachment_2592" align="aligncenter" width="600"] Tarian Maduraras[/caption]

Blogilicious Di Madura 08 Juli 2012


Mas Joko Saputra selaku pembawa acara, dengan heroik memberi salam kepada peserta Blogilicious 2012 sambil berkata, “Madura” yang sontak mendapatkan jawaban dari peserta, “ Horee ! dan serta, “ blogilicious 2012” peserta juga menjawab serentak, “ Istimewa” !


Acara pada hari itu, yaitu hiburan, berupa penampilan Tarian Khas Madura dari “Sanggar Maduraras” Bangkalan yang merupakan salah satu dari  10 besar Sanggar Tari terbaik di Jawa Timur . Tiba-tiba alunan musik pun terdengar memenuhi sudut-sudut ruangan serta aplause meriah dari peserta. Lirik lagu dalam tarian ini masih berbau bahasa Madura, seperti ketika tarian itu menceritakan bagaimana wanita Madura yang mau digoda oleh lelaki lain, yang cukup menarik digambarkan, “ Juharmanik se ajelen sambi’ nangis” naik gonong toron gonong” (Seorang bernama juharmanik berjalan sambil menangis melewati jalan pegunungan dan turun gunung). Lirik berikutnya, kalambina cal-cal, (bajunya pun robek)


Kisah dari tarian ini menggambarkan bagaimana wanita Madura yang digoda orang lain itu, hingga baju-bajunya terkadang terkoyak, ia masih saja berlari untuk menyelamatkan diri walaupun harus melewati gunung dan turun ke jalan-jalan yang keras untuk menyelematkan diri. Wasiat leluhurnya pun selalu diingat, “Ethembeng Pote Mata Beli’ Potea Tolang” (Lebih Baik Mati Dari Pada Hidup Menanggung Malu) dan peserta pun bertambah histeris dengan iringin dzikir “Laila Ha Illallah “ yang menggambarkan bagaimana saat-saat wanita itu mati bersimbah darah setelah menusukkan celurit ke tubuhnya. Lantunan dzikir “ mirip orang yang meninggal di usung keranda” pun terdengar samar dan mendayu-dayu.


Tarian asli Madura yang menceritakan tentang wanita Madura yang menjaga kehormatannya ini sungguh luar biasa, peserta bukan hanya dihibur dengan tarian ini melainkan dari pesan itu sendiri. Sudut –sudut ruangan pun berguncang dengan lafad dzikir itu, ketika para penari itu mengangkat celurit lalu menusukkannya ke perutnya dari pada dirinya dinodai oleh orang yang bukan suaminya. Sambil menusukkan celurit ke perutnya, iringan dzikir, laila ha illallah” membuat bulu kuduk peserta merinding. Ada yang tertunduk sambil bertepuk tangan, ada juga yang menghayati sampai meneteskan air mata, Mbk Mubarika Damayanti pun menulis di akun twitternya, tarian keren !


Tarian yang dipertunjukkan tadi adalah tarian bukan sekedar untuk dinikmati namun untuk memberikan pesan tentang makna sebuah moralitas dan perjuangan demi tegaknya moral bangsa.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama