Kenapa Sih, Orang Madura Selalu Berbondong-bondong Saat Menjenguk Orang Sakit?



Setiap orang pasti pernah merasakan sakit. Entah itu sakit ringan, sakit sedang, hingga sakit yang tergolong keras macam sakit hati. Setiap orang, minimal pernah sakit hati lah ya. Meskipun tidak sampai masuk rumah sakit dan hanya sembunyi di pojokan kamar sambil menangis sesenggukan. Hiks.

Sebagai makhluk sosial, ada baiknya orang yang dekat atau kenal dengan Si Sakit pergi menjenguk dan mendoakan Si Sakit supaya cepat sembuh. Dalam keadaan yang tidak berdaya, tentu Si Sakit pasti akan merasa sangat senang dan bahagia ketika ada yang menjenguk dan mendoakannya supaya cepat sembuh.

Terkait menjenguk orang sakit ini, ada sebuah tradisi atau kebiasaan unik yang dilakukan oleh orang Madura. Yakni selalu datang berbondong-bondong ketika hendak menjenguk saudara atau temannya yang sedang sakit. Jika ingin sedikit lebay, hampir mirip seperti orang akan demo kenaikan harga BBM atau TDL di depan istana negara.

Bagi orang-orang yang tidak biasa melihat tradisi ini, kesan katrok dan ndeso pasti akan langsung tersemat pada diri orang Madura. Apalagi jika yang dijenguk sedang dirawat di rumah sakit yang berada di kota-kota besar, bisa panjang urusannya. Beda kasusnya jika yang sakit hanya dirawat di rumah saja.

Tradisi atau kebiasaan dalam suatu masyarakat sebenarnya adalah gambaran dari kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial dan budayanya. Demikian juga dengan tradisi menjenguk orang sakit secara beramai-ramai yang dilakukan oleh masyarakat Madura. Hal ini tidak lepas dari doktrin keagamaan masyarakat Madura yang sangat kental.

Doktrin keagamaan dalam masyarakat Madura ibarat titah Raja yang tidak dapat diganggu-gugat. Orang Madura sangat menghormati orang yang dituakan seperti Guru atau Ustadz yang mengajar di sekolah. Maka ketika Sang Guru atau Ustadz sudah menganjurkan suatu perbuatan yang baik, masyarakat Madura akan sami’na wa atho’na dan menjadikannya doktrin yang wajib dilaksanakan.

Salah satu doktrin yang sudah sangat mendarah daging dalam masyarakat adalah anjuran untuk menjenguk orang sakit. Dalam sebuah hadist disebutkan, keutamaan orang yang menjenguk saudaranya yang sedang sakit adalah sebagai berikut :



“Sesungguhnya orang muslim ketika mengunjungi saudaranya yang muslim (sedang sakit) maka dia sedang panen di surga sampai dia pulang.” (HR. Muslim no. 2568)



“Tidaklah seorang muslim mengunjungi muslim yang sakit di pagi hari melainkan ada 70.000 malaikat mendoakannya sampai sore hari. Adapun dia mengunjunginya di sore hari maka 70.000 malaikat akan mendoakannya sampai pagi hari. Dan dia pun memiliki taman di surga.” (HR. Tirmidzi no. 969 dishahihkan oleh Al-Albani)

Mengunjungi saudara yang sedang sakit secara beramai-ramai, bagi orang Madura adalah wujud kepedulian dan rasa solidaritas yang tinggi antar sesama orang Madura. Orang Madura hidup di lingkungan alam yang keras dan tandus sehingga rasa solidaritas mereka sangat tinggi karena mereka tahu rasanya hidup susah.

Kehidupan di alam yang keras dan susah itu juga menjadikan orang Madura tidak segan untuk membantu saudaranya yang kesulitan. Oleh karena itu jika ada saudaranya yang sakit, orang Madura tidak akan tanggung-tanggung datang menjenguk sendirian. Orang Madura akan datang beramai-ramai supaya lebih banyak lagi yang mendoakan kesembuhan bagi saudaranya yang sedang sakit.

Bagaimana? Masih mau bilang katrok atau ndeso kah?

Memahami tradisi suatu masyarakat memang tidak cukup hanya melihat dari kulit luarnya saja. Perlu keberanian untuk berbaur dan merasakan langsung apa yang dirasakan masyarakat tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Masyarakat Madura memang berbeda dari masyarakat lain. Masyarakat Madura sangat menjunjung tinggi solidaritas dan kepedulian kepada sesamanya.

Selain alasan solidaritas dan kepedulian yang tinggi, motivasi utama masyarakat Madura dalam mengunjungi saudaranya yang sakit adalah seperti yang disebutkan dalam hadist di atas. Dalam hadist di atas disebutkan bahwa orang yang mengunjungi saudara yang sakit akan panen di surga (artinya mendapat pahala yang banyak) dan didoakan oleh 70.000 malaikat siang dan malam. Inilah wajah masyarakat Madura yang sesungguhnya. Masyarakat yang agamis dan menjunjung tinggi rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesamanya.

Selamat Mengenal Madura Lebih Jauh.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama