Tanean Lanjheng, Sebuah Konsep Rumah Unik Khas Masyarakat Madura.



Tanean Lanjheng merupakan konsep pemukiman khas tradisonal Madura. Tak hanya sebagai pemukiman, Tanean Lanjheng juga dianggap sebagai citra kehidupan sosial masyarakat  Madura.

Konsep pemukiman Tanean Lanjheng biasanya ditemukan di daerah yang berdekatan dengan lahan, mata air, atau sungai. Sesuai dengan nama Tanean Lanjheng (halaman panjang), konsep pemukiman ini biasanya terdiri dari 2 sampai 10 rumah yang dihuni oleh 10 keluarga. Biasanya, mereka masih memiliki hubungan keluarga.

Secara umum, konsep rumah dalam Tanean Lanjheng ialah rangkaian bangunan yang mengelilingi suatu halaman panjang. Pada bagian utara halaman terdapat rangkaian rumah dan tersusun dari barat hingga ke timur. Susunan ini pun juga menunjukkan tingkat hirarki kedudukan keluarga. Kemudian pada bagian paling barat, biasanya terdapat langgar atau musholla sebagai tempat ibadah. Sedangkan pada bagian selatan, terdapat kandang sebagai tempat ternak keluarga. Untuk dapurnya sendiri biasanya terletak terpisah dan terletak di ujung barat rumah.

Kegunaan langgar atau musholla dalam komplek perumahaan tradisional ini, menunjukkan bahwa masyarakat Madura begitu gemar dan taat dalam beribadah. Langgar ini biasanya juga digunakan untuk para kepala keluarga untuk melakukan rapat atau kegiatan lainnya. Dalam kumpulan rumah tersebut terdapat rumah induk yang biasa disebut Tonghuh. Dulunya, Tonghuh digunakan sebagai tempat para leluhur, buyut, atau nenek-nenek mereka.

Rumah tinggal yang ada di Tanean Lanjheng biasanya dimiliki oleh sang wanita. Hal ini disebabkan karena adanya tradisi ketika anak perempuan Madura menikah, maka keluarga dari pihak wanita wajib membuat rumah. Kemudian, sang suami dari si wanita akan tinggal disana.

Bagian rumah Tanean Lanjheng biasanya terdiri dari bagian dalam, serambi, pintu utama  dan bagian luar. Bila dilihat sekilas, bagian dalam rumah biasanya dibiarkan agak gelap  karena digunakan sebagai tempat tidur. Sedangkan pada bagian serambi, lebih sering digunakan untuk menerima tamu perempuan. Untuk tamu laki-laki biasanya akan singgah dilanggar.

Kandang dan dapur dalam konsep Tanean Lanjheng, sebenarnya tidak memiliki posisi yang pasti. Hal ini dikarenakan saat ini tidak terlalu banyak masyarakat Madura yang memiliki hewan ternak. Begitu juga dengan posisi dapur yang pada awalnya terletak di belakang kandang, kebanyakan sekarang lebih sering terletak di belakang rumah. Tanean atau halaman berada ditengah-tengah pemukiman ini biasa pula digunakan untuk sosialisasi antar keluarga, kegiatan sehari-hari, ataupun kegiatan lain yang membutuhkan banyak orang.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama