Selamat Jalan Pejuang, Selamat Jalan Putera terbaik Madura!


Beliau merupakan salah satu Tokoh Jawa Timur yang sangat sampai saat ini an merupakan salah satu Putera terbaik Madura ..... Beliau wafat pada umur 92 tahun kemarin (16/4) pukul 08.50 WIB di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit (RS) Darmo Surabaya.

Pengasuh Pondok Pesantren Ibnu Cholil, KH Imam Bukhori Cholil,menyatakan, sejauh ini sosok Pak Noer belum ada yang bisa menandingi, terutama dalam ide dan gagasannya untuk mengembangkan Pulau Madura. Mohammad Noer memiliki nama lengkap Raden Panji Mohammad Noer. Dia lahir di Kampung Beler, Desa Rong Tengah, pinggiran Kota Sampang, Madura, 13 Januari 1918.

Almarhum menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur selama dua periode sejak Desember 1967 hingga Januari 1976. Selepas menjabat gubernur, Pak Noer dipercaya menjadi Duta Besar Indonesia untuk Prancis pada Oktober 1976-Oktober 1980. Pernah mengenyam pendidikan Hindia Indlandsce School (HIS/setingkat SD di zaman kolonial Belanda) lulus pada 1932. (seputar-indonesia.com)

Mantan Gubernur Jawa Timur H Mohammad Noer, yang mencetuskan gagasan pembangunan Jembatan Suramadu pada tahun 1950, meninggal dunia, Jumat (16/4) pukul 08.50 dalam usia 92 tahun. Selama hampir tujuh bulan terakhir, M Noer dirawat di RS Darmo, Surabaya, karena usia lanjut.

M Noer masuk rumah sakit pada 21 September 2009. Selama dirawat, kondisi kesehatannya naik-turun. ”Kondisi mendiang memburuk empat hari sebelum wafat,” ujar putra ketiga M Noer, Prof dr Sjaifuddin Noer.

Sesepuh Madura ini meninggalkan seorang istri, 8 anak, 21 cucu, dan 6 cicit. Jenazah akan dikebumikan di pemakaman keluarga di Desa Somor Kompah, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Sabtu (17/4). Jenazah akan dishalatkan di Masjid Al Falah Surabaya, Masjid Agung Bangkalan, dan Masjid Agung Sampang, sesuai wasiat almarhum. ”Beliau juga berwasiat agar kereta jenazah melewati Jembatan Suramadu dan tidak dimakamkan di makam pahlawan.”

Di rumah duka, kemarin, sejumlah tokoh Jatim melayat, di antaranya mantan Gubernur Jatim Basofi Sudirman, Gubernur Jatim Soekarwo, dan Wali Kota Surabaya Bambang DH.

Suramadu

M Noer pertama kali mencetuskan gagasan pembangunan Jembatan Suramadu saat menjadi wakil bupati untuk wilayah Bangkalan dan Pamekasan, tahun 1950. Karena geram, ia pernah menyatakan akan merenangi Selat Madura jika jembatan tidak kunjung dibangun.

Niat itu batal saat Megawati Soekarnoputri menandatangani Keputusan Presiden Nomor 79 Tahun 2003 tentang Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura. Megawati menancapkan tiang pancang pada 20 Agustus 2003.

Jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 10 Juni 2009. (kompas.com)
Semua kantor pemerintahan se-Jatim langsung menurunkan benderanya hingga tinggal setengah tiang setelah mendengar Pak Noer meninggal di RS Darmo kemarin pagi. Semua orang penting provinsi ini bertakziah. Bahkan sejumlah pimpinan konsulat negara asing juga tidak mau absen. Ratusan karangan bunga, bahkan hampir tidak muat memenuhi Jl Anwari, kompleks perumahan Darmo.

Raden Panji Haji Mohammad Noer, telah wafat. Begitu fenomenalnya sosok M Noer, dia bahkan kerap dijuluki gubernur ‘abadi’ Jatim. Perhatikan sebuah anekdot yang kerap didengar ini. Di sebuah sekolah di Madura seorang guru bertanya siapa gubernur Jatim. para murid menjawab koor “M Noooor,” . Lah kalau Pakde Karwo? “Itu kan penerusnya,” celetuk satu siswa. (surya.co.id)

Tadi pagi jenazah beliau dibawa ke madura untuk dikemumikan melewati jembatan suramadu (yang ada berkat gagasan beliau) sesuai wasiat beliau. Jenazah beliau sempat 'mampir' di Masjid Agung Bangkalan untuk dishalati masyarakat Bangkalan yang juga ikut sangat merasakan kehilangan beliau. Selanjutnya Jenazah dibawa ke Sampang untuk dishalati di Masjid Jamik Sampang yang kemudian dikebumikan di TPU Somor Kompe Jalan Merapi Gang II Sampang, tidak jauh dari rumah istrinya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama